Mohon tunggu...
Maria Febri Kristina
Maria Febri Kristina Mohon Tunggu... Penulis - Seorang mahasiswi yang sedang belajar menulis

Seorang mahasiswi yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Tanyaku

18 Juni 2016   09:23 Diperbarui: 18 Juni 2016   10:31 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan Tanyaku

Maria Febri Kristina

Malam itu,

Saat bulan purnama sedang menari senang di angkasa raya

Aku yang semula tertidur

Ya tertidur dengan berjuta kenyamanan dan ketentraman

Tapi enah mengapa aku terbangun

Aku tak paham

Semula aku hanya berpikir

Jika udara malam waktu itu begitu terlalu kuat menusuk kulit

  Akibat hujan deras yang turun sore tadi

Aku pun yang berusaha kuat untuk memejamkan mataku

Hingga akhirnya aku pun merasa tak mampu melakukan itu

Entah mengapa terlintas pada pikiranku

 Ya, pada sosok seseorang yang pernah menjadi pengisi hatiku

 Ya, pada seseorang

Seseorang yang kini hanya tinggal menjadi kenangan dalam anganku

Entahlah aku tak paham itu

Padahal aku sendiri berusaha membuang jauh pikiranku akannya

Hingga pada suatu titik dimana terlintas sebuah pemikiran sederhana

“mengapa aku mesti bersedih karena kehilangan dia, jika Tuhan memang  memilihkan jalan lain untukku agar menjadi bahagia tanpanya?”

Aku dalam hati berusaha keras memikir tentang itu

Walau aku sadar terkadang aku tak mampu  berrpikir tentang itu

Ya, namun aku percaya dan yakin semua rencanaNya selalu indah

Walau aku sendiri hanya tidak mudah menerimanya

Hingga suatu kali aku belajar

Ya belajar,

Belajar apa arti dari kesendirian

Semula aku hanya berpikir  

 Sendiri adalah sebuah hal yang membosankan

Itulah yang biasa dkatakan oleh beberapa orang

Termasuk pula aku sendiri

Tapi kini pikiranku yang dahulu menjadi berubah

Mengenai  arti sebuah kesendirian

Kesendirian bagiku kini adalah dimana bisa focus pada suatu hal

 Ya suatu hal, suatu hal yang bisa membawaku pada kebahagiaan di masa depan

Jikalau aku focus dan menikmati kesendirian itu

Sendiri

Dengan sendiri aku bisa  menghabiskan waktu berdua dan bercakap dengan mesra dengan Sang Pemilik Kehidupan

Ibarat kata sepasang kekasih

Yang  saling mengutarakan isi hatinya

Dimana sang kekasih laki-laki memeluk mesra wanita pujaan hatinya

Ah Tuhanku, untuk ke berapa kalinya anakMu ini jatuh di pelukanMu

Pelukan yang membawaku pada sebuah kedamaian dan ketentraman hati

Sendiri

Suatu hal yang menjadikan aku seorang yang mandiri

  ingin aku menjadi pribadi yang tidak mudah bergantung  pada orang lain

Tapi pada Sang Pemilik Kehidupanlah, Ia ingin aku bergantung

Ya sebab dari Dialah yang mencukupkan seluruh kehidupanku  yang dulu, sekarang, dan yang akan datang

Oh Tuhan,ternyata semua itu sungguhlah indah

Amin 

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun