Mohon tunggu...
Maria Clarita
Maria Clarita Mohon Tunggu... Mahasiswa - ----

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi B 2020 Fakultas Ilmu Sosial UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Metode Learning by Doing Sebagai Implementasi Pemikiran John Dewey dalam Proses Pembelajaran Siswa SMK

22 Desember 2022   17:15 Diperbarui: 22 Desember 2022   17:31 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut Suardi (2012: 2), bahwa dengan adanya proses belajar mengajar dengan sistem yang baik, maka pendidikan telah terselenggara dengan baik. 

Dalam pengajaran terdapat beberapa komponen penting, yaitu pengajar atau guru, peserta didik, metode atau media, perlengkapan pembelajaran, dan lingkungan kelas yang terstruktur pada pencapaian tujuan pembelajaran. 

Dalam proses pelaksanaanya, pembelajaran yang berlangsung saat ini lebih banyak mengarah kepada sistem yang kurang memberikan dorongan motivasi kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran seperti pemberian buku teks dan sistem tanya jawab. Menurut Djamarah (2000: 186), bahwa interaksi edukatif selayaknya dibangun guru berdasarkan penerapan aktivitas siswa yaitu belajar sambil melakukan (Learning by Doing).

Istilah Learning by Doing pertama kali dicetuskan oleh John Dewey. John Dewey adalah salah satu tokoh pendidikan dan filsafat pedagogik. Dewey sering memberikan beberapa pondasi penting dalam dunia pendidikan dan filsafat pedagogik dan pemikirannya selalu relevan dari dulu hingga saat ini. Bagi Dewey, pengalaman jauh lebih kaya dari pengetahuan. 

Pengalaman setiap orang bersifat unik dan personal maka dari itu semakin banyak pengalaman seseorang, semakin berkembang intelektual seseorang. Sama halnya seperti pendidikan, bagi Dewey pendidikan merupakan hasil dari akumulasi dari pengalaman-pengalaman jenjang pendidikan sebelumnya. Seseorang bisa saja memiliki jenjang pendidikan atau jabatan yang sama namun yang membedakan antara individu satu dengan individu lainnya adalah pengalamannya.

Dewey merupakan pendiri Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip Learning by Doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Dari rasa keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. 

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk bersama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman. (Maslakhah, 2019:163) Pembelajaran dengan metode Learning by Doing ini dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dalam hal ini, jenjang SMK lebih banyak atau lebih sering menggunakan pembelajaran Learning by Doing

Isi

Sekolah Menengah Kejuruan atau yang biasa disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang cukup banyak diminati masyarakat. Berbeda dengan SMA yang hanya memiliki 2-3 jurusan, SMK memiliki lebih banyak dari itu. Jurusan yang tersedia di SMK antara lain adalah Multimedia, Tata Boga, Teknik Mesin, Administrasi, Akuntansi, dan lain sebagainya. 

SMK dapat menjadi pilihan bagi para siswa yang memiliki keinginan langsung bekerja setelah lulus dari pendidikan menengah atas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarannya siswa SMK akan lebih banyak menggunakan metode Learning by Doing. Mengapa demikian? karena Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membutuhkan lebih banyak praktik ketimbang teori untuk mempersiapkan mereka menghadapi tuntutan pasar kerja.

Bayangkan apabila siswa SMK tidak menerapkan Learning by Doing atau dengan kata lain masih lebih banyak menerima pelajaran teori ketimbang praktik, siswa tersebut akan sulit mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana mestinya. Teori yang telah dipelajari akan lebih baik bila diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Misal, dalam dunia permesinan pekerjaan dasar teknik mesin merupakan ilmu dasar dan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini metode Learning by Doing sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. 

Sebab, jika metode yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah maka siswa akan kesulitan karena tidak mendapatkan kesempatan mengaplikasikan secara langsung. Begitu juga dengan jurusan lain seperti Tata Boga. Dalam proses pembelajaran pengolahan kue dan roti akan lebih memudahkan jika siswa turut serta secara aktif dalam proses pembuatannya secara bertahap.

Pada proses pembelajaran Learning by Doing, sudah menjadi hal yang wajar bila siswa melakukan kesalahan. Namun, tanpa disadari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa itu dapat menjadi parameter bagi pendidik dalam memberikan refleksi kepada siswa dalam menyampaikan materi. Dengan begitu proses ini yang menjadi pengalaman terbaik dan guru terbaik yang akan dibawa siswa sampai selanjutnya. 

Seperti yang dikemukakan oleh John Dewey bahwa setiap orang memiliki pengalaman yang unik dan personal sehingga pengalaman dapat menjadi guru terbaik bagi setiap orang. Berbeda dengan proses yang hanya memperhatikan dan mendengarkan tanpa adanya tindakan pada siswa itu sendiri. Pembelajaran yang demikian akan mudah dilupakan dan kurang bermakna.

Selain memudahkan siswa memahami materi dalam proses pembelajaran, metode Learning by Doing sangat efektif sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut terbukti dari beberapa literatur berikut : (1) Anis Santi Sunami (2014) mengatakan bahwa metode Learning By Doing efektif sebagai upaya peningkatan kemampuan pengolahan kue dan roti di kelas X Patiseri SMKN 3 Pati, (2) Hasil dari penelitian Siti Maslakhah (2019) dapat disimpulkan bahwa metode Learning By Doing efektif pada mata kuliah LHK, (3) Dalam penelitian Mochammad Kautsar Sophan dan Arik Kurniawati (2018) menyimpulkan bahwa perancangan aplikasi Learning by Doing mampu menarik perhatian siswa dan mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

Menurut Maslakhah, 2019 Pembelajaran Learning by Doing memiliki fungsi sebagai berikut. Pertama, memperkenalkan beberapa realita dalam pengajaran, yakni; (a) mengembangkan materi pembelajaran dari realitas sekitar, tidak hanya dari apa yang ada di buku; dan (b) mengundang praktisi ke dalam kelas untuk menambah wawasan siswa dalam rangka melengkapi penjelasan guru baik secara teori maupun praktek. 

Kedua, melaksanakan serangkaian pengajaran langsung dengan melibatkan siswa untuk memecahkan masalah dengan bimbingan guru, yaitu: (a) memperhatikan kebebasan akademik guna mengembangkan prinsip berdasarkan sikap saling menghormati dan memperhatikan satu sama lain (antara guru dan siswa, dan antara siswa dan siswa lainnya); dan (b) memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan, melakukan proses dan pengambilan keputusan.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemikiran John Dewey yakni Learning by Doing merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Beberapa penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa metode Learning by Doing sangat efektif sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode Learning by Doing atau Pembelajaran Bekerja Langsung lebih menekankan pada pengalaman siswa bukan pada pengetahuan. Bagi Dewey, pengalaman jauh lebih kaya dari pengetahuan. Pengalaman setiap orang bersifat unik dan personal maka dari itu semakin banyak pengalaman seseorang, semakin berkembang intelektual seseorang. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran Learning by Doing dapat menjadi parameter atau tolak ukur bagi pendidik dalam memberikan refleksi kepada siswa dalam menyampaikan materi. Dengan begitu proses ini yang menjadi pengalaman terbaik dan guru terbaik yang akan dibawa siswa sampai selanjutnya. Metode pembelajaran ini cocok untuk semua jenjang pendidikan namun dalam hal ini yang lebih banyak menggunakan metode Learning by Doing adalah jenjang SMK karena lebih mengedepankan praktik ketimbang teori.

Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwardi, Dana Ratifi. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Kompetensi Dasar Ayat Jurnal Penyesuaian Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Bae Kudus. Economic Education Analysis Journal. 1(2)

Maslakhah, Siti. (2019). Penerapan Metode Learning By Doing Sebagai Implementasi Filsafat Pragmatisme Dalam Mata Kuliah Linguistik Historis Komparatif. Jurnal Diksi. 27(2)

Sunami, Anis Santi. (2014). Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Pengolahan Kue dan Roti Melalui Model Pembelajaran Bekerja Langsung (Learning By Doing) Di Kelas X Patiseri Program Keahlian Tata Boga SMK Negeri 3 Pati Tahun 2010/2011. Jurnal Teknobuga. 1(2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun