Bayangkan apabila siswa SMK tidak menerapkan Learning by Doing atau dengan kata lain masih lebih banyak menerima pelajaran teori ketimbang praktik, siswa tersebut akan sulit mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana mestinya. Teori yang telah dipelajari akan lebih baik bila diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.Â
Misal, dalam dunia permesinan pekerjaan dasar teknik mesin merupakan ilmu dasar dan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini metode Learning by Doing sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.Â
Sebab, jika metode yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah maka siswa akan kesulitan karena tidak mendapatkan kesempatan mengaplikasikan secara langsung. Begitu juga dengan jurusan lain seperti Tata Boga. Dalam proses pembelajaran pengolahan kue dan roti akan lebih memudahkan jika siswa turut serta secara aktif dalam proses pembuatannya secara bertahap.
Pada proses pembelajaran Learning by Doing, sudah menjadi hal yang wajar bila siswa melakukan kesalahan. Namun, tanpa disadari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa itu dapat menjadi parameter bagi pendidik dalam memberikan refleksi kepada siswa dalam menyampaikan materi. Dengan begitu proses ini yang menjadi pengalaman terbaik dan guru terbaik yang akan dibawa siswa sampai selanjutnya.Â
Seperti yang dikemukakan oleh John Dewey bahwa setiap orang memiliki pengalaman yang unik dan personal sehingga pengalaman dapat menjadi guru terbaik bagi setiap orang. Berbeda dengan proses yang hanya memperhatikan dan mendengarkan tanpa adanya tindakan pada siswa itu sendiri. Pembelajaran yang demikian akan mudah dilupakan dan kurang bermakna.
Selain memudahkan siswa memahami materi dalam proses pembelajaran, metode Learning by Doing sangat efektif sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut terbukti dari beberapa literatur berikut : (1) Anis Santi Sunami (2014) mengatakan bahwa metode Learning By Doing efektif sebagai upaya peningkatan kemampuan pengolahan kue dan roti di kelas X Patiseri SMKN 3 Pati, (2) Hasil dari penelitian Siti Maslakhah (2019) dapat disimpulkan bahwa metode Learning By Doing efektif pada mata kuliah LHK, (3) Dalam penelitian Mochammad Kautsar Sophan dan Arik Kurniawati (2018) menyimpulkan bahwa perancangan aplikasi Learning by Doing mampu menarik perhatian siswa dan mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
Menurut Maslakhah, 2019 Pembelajaran Learning by Doing memiliki fungsi sebagai berikut. Pertama, memperkenalkan beberapa realita dalam pengajaran, yakni; (a) mengembangkan materi pembelajaran dari realitas sekitar, tidak hanya dari apa yang ada di buku; dan (b) mengundang praktisi ke dalam kelas untuk menambah wawasan siswa dalam rangka melengkapi penjelasan guru baik secara teori maupun praktek.Â
Kedua, melaksanakan serangkaian pengajaran langsung dengan melibatkan siswa untuk memecahkan masalah dengan bimbingan guru, yaitu: (a) memperhatikan kebebasan akademik guna mengembangkan prinsip berdasarkan sikap saling menghormati dan memperhatikan satu sama lain (antara guru dan siswa, dan antara siswa dan siswa lainnya); dan (b) memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan, melakukan proses dan pengambilan keputusan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemikiran John Dewey yakni Learning by Doing merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Beberapa penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa metode Learning by Doing sangat efektif sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode Learning by Doing atau Pembelajaran Bekerja Langsung lebih menekankan pada pengalaman siswa bukan pada pengetahuan. Bagi Dewey, pengalaman jauh lebih kaya dari pengetahuan. Pengalaman setiap orang bersifat unik dan personal maka dari itu semakin banyak pengalaman seseorang, semakin berkembang intelektual seseorang. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran Learning by Doing dapat menjadi parameter atau tolak ukur bagi pendidik dalam memberikan refleksi kepada siswa dalam menyampaikan materi. Dengan begitu proses ini yang menjadi pengalaman terbaik dan guru terbaik yang akan dibawa siswa sampai selanjutnya. Metode pembelajaran ini cocok untuk semua jenjang pendidikan namun dalam hal ini yang lebih banyak menggunakan metode Learning by Doing adalah jenjang SMK karena lebih mengedepankan praktik ketimbang teori.
Daftar Pustaka