Karena keunggulan-keunggulan inilah plastik banyak sekali diproduksi. Plastic Europe melaporkan setidaknya sebanyak 288 juta ton plastik diproduksi dalam waktu 2013 saja. Pada tahun 2015, produksi plastik semakin meningkat secara global mencapai 322 juta metric ton, jumlah ini hampir menyamai jumlah total populasi manusia didunia (Worm et al, 2017).
Bayangkan berapa banyak plastik yang telah diproduksi dari mulai manusia mengenal plastik hingga saat ini? Kuatnya material plastik terhadap degradasi membuat material ini sulit untuk diuraikan.
Resistensi terhadap degradasi serta akumulasi secara terus menerus menimbulkan masalah serius terhadap lingkungan. Salah satu yang sering terabaikan namun berdampak sangat buruk terhadap lingkungan terutama pada ekosistem laut adalah mikroplastik.
Mikroplastik, Apa Dan Bagaimana?Â
Mikroplastik merupakan butiran plastik yang umumnya dikategorikan oleh para peneliti berukuran kurang dari 5 mm. Keberadaan mikroplastik pada pasir pantai dalam bentuk bulir-bulir untuk pertamakalinya dilaporkan di New Zealand, Kanada, Bermuda dan Lebanon (Gregory, 1977,1978, 1983; Shiber, 1979 dalam Sul dan Costa, 2014).
Mikroplastik sekarang ini telah dilaporkan keberadaanya di enam benua dan umumnya berkaitan dengan wilayah padat penduduk (Sul dan Costa, 2014). Mikroplastik ditemukan di ekosistem intertidal, di sedimen laut dalam, di permukaan air, di perairan kutub, di tengah samudra (Guzetti et al, 2018).
Mikroplastik dibedakan menjadi dua kategori, yaitu mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder (Pico dan Barcelo, 2019). Mikroplastik primer yaitu mikroplastik yang memang diproduksi secara sengaja dalam bentuk berukuran mikro.
Mikroplastik jenis ini dapat diemukan pada butiran-butiran untuk scrubber pada kosmetik, hand cleanser, air-blasting (Sharma dan Chatterjee, 2017), microbeads pada facewash dan pasta gigi (Worm et al 2017), vector farmasi dan material printing 3D (Pico Dan Barcelo, 2019).
Sementara, mikroplastik sekunder dihasilkan dari sampah-sampah plastik besar yang kemudian mengalami proses oksidasi atau pelapukan hingga berubah menjadi fragmen-fragmen atau serat-serat plastik.
Mikroplastik yang dibuang melalui saluran-saluran air kita, resisten terhadap degradasi, sehingga tidak akan terurai sepenuhnya, namun akan terus terbawa hingga sampai di laut. Lebreton et al (2017) mengestimasikan bahwa 1.15 sampai 2.41 juta ton plastik mengalir melalui sungai berakhir dilautan. Lalu apa yang terjadi saat mikroplastik ini sampai dilaut?
Dampak Microplastik Pada Ekosistem Laut Dan Kesehatan Manusia