Malam gelisah. Jiwa gundah dan resah. Ini parah. Bulan seakan pasrah menampakkan senyum obati gerah. Aku makin gelisah, antara terus diam atau terus terang. Lamunanku buyar, saat istriku memelukku. Sedikit terasa indah, sisanya, susah dijelaskan.
  "Ada apa, Sayang?" tanya istriku mesra. Seperti biasa ia mengecup dahiku. Romantisnya tak hilang sejak pacaran.
  "Kamu tahu kan, Yang, aku mencintaimu?"
  "Aku tidak meragukan itu. Kita sudah jauh melangkah. Dan aku bahagia,'' jawab istriku.
   "Ya, aku tahu itu, tapi,...."
   "Tapi apa, Yang?"
   Aku menunduk lesu. Pergolakan batinku hebat. Ada rasa tak kuasa jika istriku tahu kebenarannya. Dering ponselku berbunyi. Aku hendak menjawab panggilan.
   "Astaga!" gumamku saat menatap layar ponsel.
   Lita menghubungiku. Istri menatapku tajam, sebelum ia berlalu. Terdengar suara pintu dibanting.
   "Hubungi aku nanti, Lit," jawabku seraya mematikan panggilan.
   Aku terduduk lesu. Tak lama istriku kembali, nagih penjelasan. Aku mula-mula diam sebelum hati kumantapkan beri penjelasan.