"Pamit, ya, Wine. Btw, kapan bisa ngopi bareng?"
    "Cieh," Wine menggoda.
     Nina berlalu. Sekilas hatiku berkecamuk. Nina, gadis sederhana yang menggoda. Ah, tidak!
     "Bagaimana?" goda Wine.
    "Apanya?"
    "Ngopi barengnya?"
    "Ah, nggak," jawabku.
    Aku masih sibuk membalas pesan Nirina. Entah mengapa aku jatuh cinta padanya, hanya bermodalkan suara hati! Aku makin sering berselancar di-fb, berharap Nirina, mengirimku pesan.
   Ketemuan, yuk!
   Aku deg-degan membaca pesan itu. Dengan jantung yang memompa deras, aku membalas pesannya.
    Ya. Di mana?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!