Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi Mini: Di Balik Senyum Senja

17 September 2023   11:58 Diperbarui: 17 September 2023   12:07 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di Balik Senyum Senja

Rerumputan dan ilalang menjadi saksi cinta yang bersemi di hati. Dua insani yang dilanda kasih sejati itu, memilih beradu kasih, sebelum nantinya beranjak ke hal baru.

"Apakah kau rela mati demi aku?" tanya Rido berbisik di telinganya.

Astin mengecup keningnya. Memeluknya seolah tak ingin Rido menjauh.

"Apakah aku punya alasan untuk hidup tanpamu?" Astin tersenyum.

"Bisakah aku melalui hari tanpa senyummu?" tanya Astin lagi.

Rido bahagia. Tersurat mahabesar kelam di balik wajahnya. Ia masih ingat, bagaimana diperlakukan oleh keluarganya. Ia diusir, tak dianggap anak jika berkukuh memilih Astin. Melepaskan yang terikat bukanlah keinginannya.

"Do, bukankah ini waktu yang tepat?"

"Lihatlah senja itu, Do, sangat indah. Aku ingin menggapainya," lanjut Astin.

"Kita akan ke sana," jawab Rido.

Ia membuka tas kecilnya. Mengambil minuman kesukaan mereka. Mereka menikmati sebotol minuman bersam dengan sedotan berbeda.

"Aku mencintaimu," kata Astin memeluknya.

Mereka menunggu reaksi minuman yang dicampur bubuk beracun itu. Mereka menunggu seolah itu pilihan terbaik. Dan terjadilah, Astin mual-mual.

"Ting...ting...," dering ponsel Rido berdering.

Sejenak ia menatap ponsel. Pesan masuk. Ia bergegas membukanya.

"Apa ini pilihan terbaik? Bisakah kamu bersikap lebih realistis?" pesan ayahnya.

Rido termaangu. Ada makna di balik pesan itu. Ia bisa menganalisa. Hanya saja sudah terlambat. Ia menunjukkan pesan itu kepadanya. Astin ikut terdiam. Ponsel berdering lagi.

"Ayah sudah menukar minumannya."

Keduanya mematung.

"Terus, kenapa kamu mual-mual? Bukannya itu efek obat?" Rido bingung.

"Jangan-jangan, ...," Rido tidak melanjutkan.

"Heee, aku sudah telat dua bulan, Do," Astin terkekeh.

15 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun