***
          Tangisan ine kembali pecah mengiringi peti jenazah ke perkuburan umum. Anto hanya diam. Air mata menetes pelan di pipinya. Beberapa anggota keluarga mulai menaburkan bunga ke dalam liang lahat, tempat ame berbaring abadi. Aku tak sadar, air mata menitik. Aku merindukannya. Aku rindu tawa renyah dan gigi-gigi ompongnya. Ah, ame-ku yang malang!
"Gara-gara kamu!" teriak Ine Marta kepada Anto.
"Gara-gara kamu," teriaknya lagi.
      Anto hanya mematung. Ia menitikkan air mata. Air mata yang entah bermakna apa. Ia hanya menangis menatapi rumah abadi sang ayah.
Noa, 18 Maret 2020
19.20 Witeng
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI