Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembasuh Peluh (Bagian Akhir)

3 Februari 2023   18:01 Diperbarui: 3 Februari 2023   18:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudahlah, Bu. Yang lalu biarlah berlalu," kata Dinda menenangkan ibunya.

"Maafkan Ibu Din. Ibu salah menilai laki-laki sialan itu. Maafkan ibu," seru ibunya terbata-bata.

"Aku sangat berdosa jika tidak memaafkan Ibu,"kata Dinda sambil memeluk erat ibunya.

"Maafkan Ibu, Yah. Seandainya aku mendengar Ayah, pasti tidak akan terjadi seperti ini. Akulah yang menciptakan masalah ini. Tolong, maafkan, Yah" kata ibunya sambil bersujud.

Ayahnya hanya bisa menangis di atas kursi roda sambil mengusap wajah ibunya.

                                                                                                                                       ***

Surat perceraian sudah di urus. Dinda sangat bahagia. Jiwanya kembali hidup. Jalan menuju kebahagiaan terbuka lebar. Bibir manisnya tersenyum. Riko menerima Dinda apa adanya. Ia tak peduli Dinda seorang janda. Ia sungguh mencintai Dinda.

Malang, 06-07 Januari 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun