Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembasuh Peluh (Bagian Akhir)

3 Februari 2023   18:01 Diperbarui: 3 Februari 2023   18:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudahlah. Itu urusanku sama Riko. Aku pernah menemuinya, dan dia jujur kalau ia masih mencintaimu. Namun ia tak berharap kamu kembali. Ia hanya berharaP kamu bahagia," kata Rini meyakinkan Dinda.

Dinda menurut saja apa kata Rini. Ia tak sabar hasil dari usahanya. Ia hanya ingin tahu mengapa suaminya pulang larut malam. Dan mengapa ia menyembunyikan soal bisnisnya. Tak ubahnya seperti malam yang terlewat, Dinda termenung sendiri dalam kamarnya. Ia kaget, ponselnya berbunyi.

Ketemu aku besok pagi di tempat biasa

Dinda tak sabar ingin tahu tentang suaminya. Pesan yang dikirim Rini membuatnya penasaran. Ia berharap usahanya berhasil. "Makasih banget Rini atas bantuanmu. Kamu sahabtaku yang terbaik," katanya dalam hati.

Seperti malam-malam yang sudah lewat, ia hanya sendiri di kamar tidurnya. Suaminya belum pulang. Dinda hanya bisa berdoa agar suaminya berubah. Ia ingin suaminya mempedulikannya. Ia ingin mendapatkan kasih sayang dari suaminya. Di bawah sinar bulan, Dinda terlelap dengan jiwa yang sepi. Sementara Cris sedang berpesta dengan sahabat-sahabatanya. Ia merayakan keberhasilannya memoroti harta keluarga Dinda. Ia bersenang-senang layaknya orang kaya. Ia lewati malam itu dengan alkohol. Ia mabuk di antar kerumunan perempuan-perempuan cantik.

Di sudut Bar tampak seorang laki-laki mengenakan kaos putih. Tangan kananya sibuk memegang handphone sambil memotret. Laki-laki itu tersenyum. Ia mendapatkan bukti berupa foto juga rekaman malam itu.

"Sebentar lagi kedokmu terkuak," kata laki-laki itu dalam hati.

Laki-laki itu pulang. Ia mengendarai motor bututnya pelan. Hatinya berseri karena ia bisa membantu mantan kekasihnya. Ia tak berharap apa-apa. Ia ikhlas membantunya.

                                                                                                                    ***

Rini dan Dinda terkejut melihat foto-foto dan rekaman itu. Dinda tak menyangka suaminya seburuk itu kelakuannya. Jiwanya terguncang. Otot-otot di tangannya mulai terlihat. Ia marah sekali dan ia ingin menghajar suaminya. Ia tak kuasa menahan emosi yang bergejolak dalam jiwanya. Dalam rekaman itu jelas, Cris bilang kalau ia pernah mencoba meracuni ayahnya.

"Makasih Rik," ujar Rini tersenyum. Dinda ikut tersenyum. Tak sepatah kata pun terucap dari bibirnya. Ia hanya melotot ke arah Riko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun