Jurus pamungkas kini telah disiapkan Cris. Jurus pertama berhasil. Ia mendapatkan Dinda. Jurus demi jurus ia lakukan lagi. Langkah selanjutnya adalah memoroti aset keluarga istrinya. Ia tahu keluarga istrinya itu masih memiliki tabungan yang lumayan. Apalagi mertuanya eks pengusaha kaya di Bandung. Pernikahannya dengan Dinda membuat pria yang terobsesi menjadi orang kaya bener-bener menjadi kenyataan. Suatu hari ia mengajak mertuanya jalan-jalan. Ia telah memasang perangkap yang mematikan. Ia tahu mertuanya itu membutuhkan teman ngobrol. Ia juga tahu mertuanya itu butuh udara segar untuk melepaskan penat yang menjadi teman hidupnya dua tahun belakangan ini. Ia mulai merayu mertuanya yang cantik itu. Ia memuji kecantikan wajah yang kini mulai keriput. Ia memuji segala hal dari tubuh tinggi dan langsing itu. Tak segan juga ia berani mencium tangan mertuanya layaknya sedang berkencan.
"Tante terlihat cantik hari ini," kata Cris memuji.
"Ah bisa aja kamu," jawab mertuanya malu-malu.
       Tak henti-hentinya ia merayu mertuaya. Mertua cantik itu tenggelam dalam kata-kata rayuannya. Mertuanya merasa jiwanya kembali muda. Cris semakin nekat untuk mengutarakan niatnya.
"Mobilku hilang, Tan,  saat diparkir di depan kantor  rekan kerjaku. Makanya tadi aku ajak Tante naik taxi ke sini," kata Cris dengan wajah memelas.
"Apa? Mobilmu hilang?" mertuanya kaget.
"Iya, Tan, aku juga bingung mengapa ini bisa terjadi," jawab Cris.
"Apa Dinda tahu?"
"Belum Tante. Aku takut Dinda shock jika aku memberitahunya."
      Mertuanya diam sejenak. Entah apa yang ia pikirkan. Cris terus berharap mudah-mudahan rencananya berhasil.
"Ya sudah. Tante bantu kamu belikan mobil baru. Tabungan tante masih cukup untuk membeli mobil baru," kata mertuanya sambil tersenyum.