Mohon tunggu...
Rizka Marianna
Rizka Marianna Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan biasa-biasa aja

Reading beyond the lines. Professional Loner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fear of Failure Pada Mahasiswa Semester Akhir dan Peranan Sistem Sosial

23 Agustus 2024   12:34 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mereka merasa takut bahwa kegagalan akademis, seperti tidak lulus tepat waktu atau mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, akan menghambat karier atau rencana masa depan mereka. Di era persaingan kerja yang semakin ketat, ketidakpastian ini memperburuk ketakutan akan kegagalan.  Ditambah dengan tekanan untuk segera mendapatkan pekerjaan setelah lulus, kemudian komparasi dengan teman-teman sebaya biasanya semakin memperburuk pemikiran dan situasi mereka.  

Pengalaman Masa Lalu

beberapa situasi yang membuat kegagalan akademis menjadi sebuah trauma tersendiri bagi mahasiswa, misalnya bimbingan dengan dosen yang pernah melakukan kritik keras dan membuat mahasiswa merasa di permalukan adalah beberapa situasi khusus yang seringkali terjadi. Hal ini menjadikan sebuah pengalaman masa lalu yang bersifat traumatis bagi mahasiswa dan berdampak kecemasan berlebih pada kegagalannya.  

Perfeksionisme

Situasi lainnya berkaitan erat dengan karakter dari mahasiswa itu sendiri, misalnya standar pencapaian yang terlalu tinggi, dimana mahasiswa perfeksionis sering kali menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri dan merasa takut gagal jika tidak dapat mencapai kesempurnaan. Hal lainnya adalah adanya ketakutan mengecewakan orang lain, biasanya perfeksionisme sering kali dikaitkan dengan ketakutan mengecewakan orang lain, seperti keluarga atau dosen.

Kurangnya Dukungan Emosional

Situasi yang muncul lainnya adalah kurangnya dukungan emosional dari lingkungan keluarga, pertemanan atau orang terdekat, ketika mahasiswa merasa tidak didukung secara emosional, mereka cenderung lebih rentan terhadap ketakutan akan kegagalan. Pada sisi lainnya, kurangnya bimbingan atau mentoring  juga memiliki potensi kecemasan yang sama, dimana tanpa bimbingan yang tepat dari dosen pembimbing atau mentor, mahasiswa mungkin merasa terombang-ambing dan takut gagal karena merasa tidak memiliki arah yang jelas.

Kurangnya mentoring ini bisa secara konkrit dalam bentuk dosen yang kurang bisa menjelas revisian secara terperinci, kebingungan mahasiswa yang kurang bisa menangkap arahan dari dosen, dosen yang sulit dihubungi saat memberikan bimbingan. Situasi-situasi seringkali memberikan beban tersendiri bagi mahasiswa. 

Kondisi Ekonomi dan Tekanan Finansial

Banyak mahasiswa yang juga menghadapi tekanan finansial, baik terkait biaya kuliah yang belum lunas maupun beban hidup yang meningkat. Ketakutan akan tidak bisa segera lulus dan harus membayar biaya tambahan kuliah menjadi pemicu kecemasan.
Kondisi ini diperparah dengan tantangan ekonomi nasional yang bisa memengaruhi lapangan kerja bagi lulusan baru.

Prokrastinasi dan Penundaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun