Mohon tunggu...
Mariani Sutanto
Mariani Sutanto Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog yang berkecimpung dalam parenting, perkembangan anak hingga remaja, dan eksplorasi diri.

Lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar (Ibu Teresa)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ruang-Ruang Terpuji Praktik Baik Merdeka Belajar

31 Mei 2023   19:56 Diperbarui: 31 Mei 2023   20:06 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Image: Pixabay/stokpic)

Hal ini kerap terjadi dan berulang, membuat Darma menarik diri dari pergaulan. Hingga suatu saat guru kelasnya mengajak Darma menemui saya selaku psikolog sekolah.

Berdasarkan asesmen, Darma memerlukan pendampingan khusus. Dia memerlukan guru pendamping untuk membuatnya memahami materi pelajaran dengan mudah.

Secara usia Darma seharusnya duduk di kelas menengah pertama. Namun secara mental dan kognitif, dia baru mencapai usia belajar di sekolah dasar. Oleh karena itu Darma belajar menggunakan kurikulum yang dimodifikasi sesuai kebutuhannya.

Darma sangat bahagia karena tak harus menguasai belasan mata pelajaran. Dia hanya perlu berkonsentrasi pada tiga mata pelajaran utama, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Belajarnya pun tak harus di ruangan kelas--bisa di mana saja di area sekolah.

Darma sangat gembira saat belajar Matematika. Dia diminta berbelanja di kantin. Tentu sebelumnya guru pendampingnya telah memberi tahu petugas kantin bahwa muridnya sedang belajar Matematika.

Dengan cara berbelanja di kantin, Darma jadi tahu nilai uang. Selain itu dia belajar berhitung. Secara bertahap, kemampuan berhitungnya mengalami kemajuan. Sekarang Darma tak lagi cemas bila dimintai tolong ibunya untuk berbelanja.

Dengan kurikulum modifikasi, Darma jadi bersemangat ke sekolah. Banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang menantinya untuk dieksplorasi. 

Ilustrasi (Image: Pixabay/stokpic)
Ilustrasi (Image: Pixabay/stokpic)

Diargo yang Superior

Diargo tiba-tiba mendatangi saya yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya. Ia tertarik dan memegang gawai di tangan saya. Dengan genggaman yang kuat, Diargo bertanya sambil tersenyum penuh kemenangan, "Google Pixel, right?"

Diargo yang superior juga mengalami gangguan Sindrom Autisme. Kegemarannya pada benda-benda elektronik membuatnya gandrung pada gawai, laptop, dan tablet. Namun karena gerakannya yang supercepat, teman-temannya sering mengira Diargo hendak merampas barang-barang mereka, padahal dia hanya ingin mengamatinya.

Kapasistas kecerdasannya yang besar membuat Diargo mampu mengikuti semua mata pelajaran dengan baik. Namun Sindrom Autisme membuatnya kesulitan berkomunikasi sehingga dibutuhkan guru pendamping khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun