Mohon tunggu...
Mariani Sutanto
Mariani Sutanto Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog yang berkecimpung dalam parenting, perkembangan anak hingga remaja, dan eksplorasi diri.

Lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar (Ibu Teresa)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siap-Siap Sekolah, Yuk....

4 Januari 2021   01:21 Diperbarui: 4 Januari 2021   01:38 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: pixabay

Libur akan segera berakhir. Kebanyakan sekolah akan memulai hari pertama sekolah pada tanggal 6 Januari 2021. Oleh karena itu, tiga hari ke depan ini  kebanyakan orangtua sedang menyiapkan dirinya dan anak-anaknya untuk kembali belajar. Orangtua menyiapkan diri untuk kembali menjadi manajer operasional dari kegiatan belajar anaknya di rumah. Anak-anak dibangkitkan semangatnya untuk memasuki semester dua Tahun Pelajaran (TP) 2020/2021, dan disiapkan untuk kembali belajar.

Dalam kondisi demikian, maka aset terpenting yang harus diselamatkan adalah WAKTU. Ada tiga alasan mengapa waktu menjadi aset terpenting:

1. Waktu tidak bisa diatur mundur, detiknya akan terus bergerak maju. Orang pun harus menyesuaikan diri dengan gerak dari sang waktu tersebut.

2. Waktu menyimpan banyak kesempatan dan hanya orang yang tepat yang bisa memanfaatkan kesempatan yang muncul dalam sebuah kurun waktu.

3. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan sangat mahal harganya. Ia umpama sebuah detik yang menentukan posisi seorang pelari sprint untuk menjadi juara atau tidak

Oleh karena itu, masa tiga hari ini dapat dipakai oleh orangtua untuk mengatur ulang pemanfaatan waktu oleh seluruh anggota keluarga, bukan hanya untuk anak-anak.  

Agar tulisan ini bisa langsung diterapkan dalam kehidupan pembelajaran di semester dua nanti maka orangtua dapat memakai tiga gagasan berikut tentang persiapan kembali belajar yang berkaitan dengan pengelolaan waktu:

1. Berani Merencanakan

Acap orang enggan untuk membuat rencana di depan karena merasa itu hal yang sia-sia untuk dilakukan. Namun pepatah yang berbunyi demikian, "Jika kamu gagal membuat rencana maka kamu sedang merencanakan kegagalan" benar adanya. Oleh karena itu pertama-tama kita harus punya keberanian untuk merencanakan.  Inilah waktunya untuk membuat rencana yang terinci, bagi orangtua dengan anak remaja. Sebagaimana sikap remaja yang merasa dirinya sudah serba tahu, maka inilah waktunya orangtua duduk Bersama anak remajanya, memperbincangkan pengaturan ulang waktu yang akan dilaksanakan oleh seluruh keluarga.

2.  Menciptakan Dasar Pijakan Bersama

      Sudah saatnya melibatkan anak dalam merencanakan waktu di dalam keluarga. Dengan cara berdiskusi  terarah, anak tahu bahwa ia punya peran dalam keputusan yang diambil. Hal ini akan memunculkan perasaan bertanggung jawab dalam dirinya. Orangtua pun sadar untuk tidak semena-mena memaksakan kehendaknya. Jika orangtua dan anak punya tujuan yang sama maka dasar pijakan itu akan kokoh.

3.  Mengalokasikan Waktu

     Berhubung setiap orang akan menjadi sibuk di dalam menjalani semester du aini, maka orangtua bersama anak perlu membuat pengalokasian waktu, menjadi:

     a.  Waktu belajar dan atau bekerja.

           Mengingat masih rawannya kondisi kesehatan akibat COVID-19 maka kemungkinan belajar dan bekerja masih dilakukan dari rumah.  Walaupun demikian bukan berarti waktu belajar dan bekerja ini dapat diperlakukan sesuai kemauan kita sendiri. Jumlah waktu belajar dan bekerja  dapat segera dilihat dan dihitung, karena durasi setiap mata pelajaran dan durasi kerja di rumah sudah ditetapkan.

            Bagi anak-anak, setelah sekolah daring, waktu belajar juga mudah untuk diadakan setelah makan malam, misalnya selama dua jam setelah makan malam. Sangat dimungkinkan orangtua dan anak mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama, hitung-hitung kerja kelompok namun internal keluarga. Dengan cara ini anak merasa ditemani saat belajar dan orangtua dapat melakukan dua pekerjaan sekaligus: mendampingi anaknya belajar dan menyelesaikan pekerjaannya. 

Foto ilustrasi: pixabay
Foto ilustrasi: pixabay
      

      b. Waktu bersenang-senang

           Waktu ini juga mudah diadakan, karena setiap kali kita pasti membutuhkan selingan. Tak selamanya kita belajar atau bekerja, bukan? Di tengah semua rutinitas sesehari, kita perlu mengadakan waktu untuk bersenang-senang. Saat inilah keluarga dapat bercengkerama sambil menonton saluran film, sambil saling menceritakan pengalaman hari  itu atau sekadar bermain kartu UNO. Suasana yang kondusif seperti ini membuat kita rileks dan seperti mendapatkan asupan energi baru. Tidak perlu pergi ke luar rumah, tetapi dengan nyaman mengisi waktu untuk bersenang-senang ini di rumah saja, pokoknya home sweet home.

       c. Waktu kreatif

           Waktu kreatif ini agak abstrak, sehingga kerap terabaikan. Bayangkan kalau kita menjalankan semua yang direncanakan namun seperti robot, lelah bukan? Dengan mengadakan secara sengaja waktu untuk berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan, waktu kreatif ini dapat memberikan semangat dan gairah. Waktu yang ada tak lagi terasa membosankan melainkan selalu dirasa kurang karena proyek kreativitasnya masih berjalan. Contoh sederhana adalah bagaimana membuat perkawinan mawar merah dan mawar putih. Dengan kreativitas, di rumah saja tak lagi membuat jenuh bahkan setiap jengkalnya menantang kita untuk mengeksplorasinya. 

                   Mudah dan praktis bukan? Inilah langkah pertama dalam menapaki enam bulan ke depan. Bergandengan tangan sebagai sebuah keluarga, kita pasti akan memiliki waktu yang berharga untuk dikenang, dengan segala inovasi dan kreativitas yang tercipta di dalamnya. 

                                "Garis pemisah paling kentara antara sukses dan gagal dapat diungkapkan dengan 4 kata: SAYA TIDAK MEMILIKI WAKTU."
                                                                                                                                                  (Franklin Field)
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun