Libur akan segera berakhir. Kebanyakan sekolah akan memulai hari pertama sekolah pada tanggal 6 Januari 2021. Oleh karena itu, tiga hari ke depan ini  kebanyakan orangtua sedang menyiapkan dirinya dan anak-anaknya untuk kembali belajar. Orangtua menyiapkan diri untuk kembali menjadi manajer operasional dari kegiatan belajar anaknya di rumah. Anak-anak dibangkitkan semangatnya untuk memasuki semester dua Tahun Pelajaran (TP) 2020/2021, dan disiapkan untuk kembali belajar.
Dalam kondisi demikian, maka aset terpenting yang harus diselamatkan adalah WAKTU. Ada tiga alasan mengapa waktu menjadi aset terpenting:
1. Waktu tidak bisa diatur mundur, detiknya akan terus bergerak maju. Orang pun harus menyesuaikan diri dengan gerak dari sang waktu tersebut.
2. Waktu menyimpan banyak kesempatan dan hanya orang yang tepat yang bisa memanfaatkan kesempatan yang muncul dalam sebuah kurun waktu.
3. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan sangat mahal harganya. Ia umpama sebuah detik yang menentukan posisi seorang pelari sprint untuk menjadi juara atau tidak
Oleh karena itu, masa tiga hari ini dapat dipakai oleh orangtua untuk mengatur ulang pemanfaatan waktu oleh seluruh anggota keluarga, bukan hanya untuk anak-anak. Â
Agar tulisan ini bisa langsung diterapkan dalam kehidupan pembelajaran di semester dua nanti maka orangtua dapat memakai tiga gagasan berikut tentang persiapan kembali belajar yang berkaitan dengan pengelolaan waktu:
1. Berani Merencanakan
Acap orang enggan untuk membuat rencana di depan karena merasa itu hal yang sia-sia untuk dilakukan. Namun pepatah yang berbunyi demikian, "Jika kamu gagal membuat rencana maka kamu sedang merencanakan kegagalan" benar adanya. Oleh karena itu pertama-tama kita harus punya keberanian untuk merencanakan. Â Inilah waktunya untuk membuat rencana yang terinci, bagi orangtua dengan anak remaja. Sebagaimana sikap remaja yang merasa dirinya sudah serba tahu, maka inilah waktunya orangtua duduk Bersama anak remajanya, memperbincangkan pengaturan ulang waktu yang akan dilaksanakan oleh seluruh keluarga.
2. Â Menciptakan Dasar Pijakan Bersama
   Sudah saatnya melibatkan anak dalam merencanakan waktu di dalam keluarga. Dengan cara berdiskusi  terarah, anak tahu bahwa ia punya peran dalam keputusan yang diambil. Hal ini akan memunculkan perasaan bertanggung jawab dalam dirinya. Orangtua pun sadar untuk tidak semena-mena memaksakan kehendaknya. Jika orangtua dan anak punya tujuan yang sama maka dasar pijakan itu akan kokoh.