3. Â Mengalokasikan Waktu
   Berhubung setiap orang akan menjadi sibuk di dalam menjalani semester du aini, maka orangtua bersama anak perlu membuat pengalokasian waktu, menjadi:
   a.  Waktu belajar dan atau bekerja.
      Mengingat masih rawannya kondisi kesehatan akibat COVID-19 maka kemungkinan belajar dan bekerja masih dilakukan dari rumah.  Walaupun demikian bukan berarti waktu belajar dan bekerja ini dapat diperlakukan sesuai kemauan kita sendiri. Jumlah waktu belajar dan bekerja  dapat segera dilihat dan dihitung, karena durasi setiap mata pelajaran dan durasi kerja di rumah sudah ditetapkan.
      Bagi anak-anak, setelah sekolah daring, waktu belajar juga mudah untuk diadakan setelah makan malam, misalnya selama dua jam setelah makan malam. Sangat dimungkinkan orangtua dan anak mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama, hitung-hitung kerja kelompok namun internal keluarga. Dengan cara ini anak merasa ditemani saat belajar dan orangtua dapat melakukan dua pekerjaan sekaligus: mendampingi anaknya belajar dan menyelesaikan pekerjaannya.Â
   b. Waktu bersenang-senang
      Waktu ini juga mudah diadakan, karena setiap kali kita pasti membutuhkan selingan. Tak selamanya kita belajar atau bekerja, bukan? Di tengah semua rutinitas sesehari, kita perlu mengadakan waktu untuk bersenang-senang. Saat inilah keluarga dapat bercengkerama sambil menonton saluran film, sambil saling menceritakan pengalaman hari  itu atau sekadar bermain kartu UNO. Suasana yang kondusif seperti ini membuat kita rileks dan seperti mendapatkan asupan energi baru. Tidak perlu pergi ke luar rumah, tetapi dengan nyaman mengisi waktu untuk bersenang-senang ini di rumah saja, pokoknya home sweet home.
    c. Waktu kreatif
      Waktu kreatif ini agak abstrak, sehingga kerap terabaikan. Bayangkan kalau kita menjalankan semua yang direncanakan namun seperti robot, lelah bukan? Dengan mengadakan secara sengaja waktu untuk berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan, waktu kreatif ini dapat memberikan semangat dan gairah. Waktu yang ada tak lagi terasa membosankan melainkan selalu dirasa kurang karena proyek kreativitasnya masih berjalan. Contoh sederhana adalah bagaimana membuat perkawinan mawar merah dan mawar putih. Dengan kreativitas, di rumah saja tak lagi membuat jenuh bahkan setiap jengkalnya menantang kita untuk mengeksplorasinya.Â
          Mudah dan praktis bukan? Inilah langkah pertama dalam menapaki enam bulan ke depan. Bergandengan tangan sebagai sebuah keluarga, kita pasti akan memiliki waktu yang berharga untuk dikenang, dengan segala inovasi dan kreativitas yang tercipta di dalamnya.Â