Mohon tunggu...
Mariani Sutanto
Mariani Sutanto Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog yang berkecimpung dalam parenting, perkembangan anak hingga remaja, dan eksplorasi diri.

Lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar (Ibu Teresa)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Menjadi Jogja, Saya Berproses Menjadi Indonesia

28 Agustus 2017   23:09 Diperbarui: 29 Agustus 2017   08:35 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas mahasiswa, saya menetap di Jogja, tetapi pergaulan saya semakin beragam. Setelah menikah, saya ikut dalam kegiatan dasa wisma di RT tempat tinggal saya. Tak kaget lagi saya melihat beragam ibu-ibu dengan keunikan masing-masing, bahkan saya bisa langsung ikut nimbrung: ramai-ramai mengunjungi ibu yang baru pulang naik haji, mengunjungi yang sakit, ikut dalam kedukaan keluarga pak RW kami. Dengan segala plus minus, saya merasa hidup saya semakin lengkap.

Dalam profesi saya (Psikolog), karena tempaan di kos, saya semakin menikmati kedekatan dengan kolega-kolega yang beraneka ragam. Jika kami bertemu di pelatihan-pelatihan, dan kebanyakan dengan orang yang sama sekali baru, banyak yang bisa saya ambil hikmahnya. Selain wawasan bertambah luas, hati saya juga semakin lapang menerima keberagaman di sekeliling. Saya yang dulu selalu menjaga jarak melihat orang yang berbeda, karena kehidupan kos yang kondusif dalam keberagaman, sekarang malah dengan mudah merangkul orang-orang yang berbeda. Apalagi saat mengampu divisi psikologi di sebuah sekolah multikultur, pengalaman hidup di kos dulu sangat membantu. Terutama ketika menyatakan kesalahan dan menegur secara arsetif anak-anak yang melakukan kesalahan, seperti yang dulu pernah saya terima dari Tante kos yang kini telah almarhumah.

"Menjadi Jogja menjadi Indonesia" akan selalu saya genggam erat. Saya yakin karya saya saat ini merupakan awal dari mata rantai membangun Indonesia melalui kearifan lokal Jogja. Seperti dulu saya berproses menjadi Indonesia melalui Jogja, saya juga berharap murid-murid saya kelak memiliki wawasan keindonesiaan yang seluas hamparan samudera karena mereka telah telah menjadi Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun