Mohon tunggu...
Mariani
Mariani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Wanita asli Aceh saat ini bekerja sebagai mahsiswa Ilmu Komunikasi UNPAD, berminat di bidang Literasi Media serta menyukai traveling dan eksplore budaya Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ebiet G. Ade Musisi Legendaris dengan Karya Inspiratif

17 April 2020   12:49 Diperbarui: 17 April 2020   13:03 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali di sana ada jawabnya.. 

Mengapa di tanahku terjadi bencana.. 

...

Pagi itu melalui handphone ku, Syair demi syair lagu berjudul "Berita Kepada Kawan" bersenandung indah dengan kata yang tertata, aku sangat menikmati syair milik legendaris tanah air ini, aku terhanyut dalam lagu yang berkisah tentang perjalanan seseorang menuju kampung halamannya, yang diiring rasa sedih dan kecewa, kesedihan seolah memuncak saat ia bertemu gembala yang berduka karena kedua orang tua sudah tiada. Seseorang yang berharap bisa berkisah pada temannya, teman yang merupakan kita semua.

Namun dalam perjalanan itu, temannya tidak berada di sampingnya, hingga akhirnya luapan cerita ia curahkan pada lautan, dan alam sekitar, hingga ia bertanya masalah demi masalah yang terjadi di dunia, apakah karena manusia, ya manusia yang salah, manusia yang bangga dengan dosa-dosa.

lagu yang kemas begitu indah ini, di tujukan untuk manusia agar tidak merusak alam dan juga tidak sombong padahal manusia membuat kerusakan.

Lagu itu membuat ku berfikir akan bencana yang terus terjadi hingga sekarang ini, kondisi alam yang tidak bersahabat, Kerusakan, pertikaian dimana-mana, bahkan wabah virus yang saat ini sedang melanda. Semua bencana itu terjadi karena ulah manusia sendiri, manusia yang terlalu sombong menginginkan kemengan sendiri, manusia yang sering merusak alam, manusia yang tidak peduli hidup sehat, hingga berdampak negatif bagi manusia itu sendiri.

Aku larut oleh bait-bait lagu milik Ebiet G. Ade, penyanyi yang memiliki nama lengkap Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far ini memang sangat populer di Indonesia, hingga sekarang, karya-karya nya tidak pernah redup masih dinikmati oleh berbagai generasi-generasi. mulai dari generasi baby boomers, generasi minlenial, hingga generasi Z seperti aku salah satu pecinta lagu-lagu Ebiet G. Ade sejak SMA.

Berbicara tentang Ebiet G. Ade, memang tidak pernah habis dengan lagu-lagu inspirasi yang sangat popuer di tanah air bahkan mendunia.

Pria kelahiran 21 April 1954 asal Banjarnegara ini, mengawali karir menjadi penyanyi berawal dari aktivitas Ebiet G. Ade yang sering berkumpul bersama seniman muda Yogyakarta pada usia 17 tahun. Kemampuan dalam menciptakan syair pun terus berkembang saat bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib yang merupakan seorang penyair, selain itu Eko Tunas Cerpenis serta E.H Kartanegara seorang penulis.

Sedangkan kepiawaiannya dalam bermain gitar melalui belajar dari kakanya Ahmad Mukhodam.

Berbekal dari ilmu yang ia dapatkan ia berhasil menjadi penyanyi popular yang dikenal hingga saat ini, ia dikenal sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu bertemakan tentang alam, sosial politik, bencana, religious, serta duka derita kelompok terpinggirkan.

Lewat genre belada ia bercerita lewat lagu tentang  kehidupan Indonesia, sejak 1970 hingga sekarang lagunya terus melekat di telinga masyarakat Indonesia.

Lagu Ebiet G. Ade sangat unik dan menarik, lagu-lagu yang ia bawakan tidak termasuk aliran musik manapun, lagunya memilik kekhasaan tersendiri, beliau menamakannya dengan musikalisasi puisi, dengan cara membaca puisi yang dinyanyikan dengan nada-nada musik nan indah yang menyejukkan hati.

Anak bungsu dari 6 bersaudara pasangan Aboe Dja'far dan saodah ini, merangkai sendiri kata-kata yang ia nyanyikan, lirik-liriknya yang puitis bersumber dari kegemarannya menulis puisi sekaligus ungkapan perasaah yang ia rasakan hingga menjadi karya yang besar.

Lirik-lirik lagu gubahannya yang puitis itulah yang menghipnotis setiap pendengar, ia sangat jarang membawakan lagu ciptaan orang lain seseluruh lagu yang ia bawakan adalah karyanya sendiri kecuali, lagu Surat dari Desa yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Banyak lagu karya Ebiet G. Ade bertemakan religi, seperti "Berita Kepada Kawan", "Untuk Kita Renungkan", "Masih Ada Waktu", "Aku Ingin Pulang", "Kepadamu Aku Pasrah", "Hidup I" dan sebagainya.

Lagu-lagu yang ia bawakan mengajarkan kita untuk banyak berfikir dan peduli kepada kehidupan yang kita jalani, seorang ahli sastra ini sangat peka dengan kehidupan, jika pada tahun 2020 lalu dunia seolah dikejutkan dengan fenomena efek pemanasan global, jauh sebelum itu berlangsung di tahun 1990 Ebiet telah memprediksi kejadian yang berhubungan dengan global warming lewat lagunya yang berjudul "Langit Terluka".

Anak dari seorang PNS dan pedangan kain ini, sukses memberi warna baru dalam dunia musik tanah air, hingga menjadi popular di masyarakat, Ebiet G. Ade pun membuat album rekamannya pribadi yang diberi nama EGA Records. Hingga memproduksi 3 album diantaranya Sketsa Rembulan Emas, Menjaring Mtahari dan Seraut Wajah.

Beberapa saat Ebiet G. Ade hiatus, hingga di tahun 1995 ia kembali dengan album baru berjudul Kupu-Kupu Kertas dan Cinta Sebening Embun. Di tahun  1998, Ebiet G. Ade kembali merilis album bertajuk gamelan lagu-lagu lawas yang diarangsemen ulang dengan music gamelan.

Pada tahun 2000 ia merilis album balada yang saat itu sangat popular, kemudian tahun 2001 Bahasa Langit, meski sempat vakum beberapasat setelah itu, lagu-lagu Ebiet G. Ade hadir Bersama album kompilasi diantaranya tembang Renungan Hati, Nyanyian Cinta, Kumpulan Lagu-Lagu terbaik dan Yogyakarta.

Sebagai seniman, ia tidak berhneti bekarya meski memasuki kepala enam pada tahun 2013 ia merilis album berjudul Serenade dengan lagu-lagu baru di dalamnya.

Karena karya-karya yang luar biasa dan sangat popular di masyarakat Indonesia bahkan manca negara, Ebiet G. Ade mendapat sejumlah penghargaaan diantaranya  18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album Camellia Ihingga Isyu, Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984), Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985), Penghargaan Diskotek Indonesia (1981), 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981), Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987), Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992), BASF Awards (1984 - 1988), Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997), Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000), Planet Muzik Awards dari Singapura (2002) dan masih banyak lagi penghargaan yang lain.

Hingga sekarang ia memiliki penggemar setia di tanah air bahkan manca negara, salah satu nama kelopok penggemar ini adalah MemBers EGA (Membummi Bersama Ebiet G. Ade), komunitas yang tidak hanya sebatas apresiasi untuk Ebiet G. Ade, namun juga untuk menjalin komunikasi dan menumbuhkan rasa persaudaraan, komnunitas ini juga bergerak dalam berbagai kegiatan sosial seperti penanaman pohon, dan penyerahan di daerah yang terkena bencana, tak jarang Ebiet G. Ade berserta keluarag ikut terlibat langsung dalam kegiatan mulia itu.

Hingga diusia nya 65 tahun, ia masih aktif di panggung-panggung musik tanah air, sekalipun tidak mengeluarkan album baru, lagu-lagu lamanya tidak lekang oleh waktu terus membumi dan dicintai oleh banyak orang dari berbagai kalangan.

Melihat dunia musik yang terus berkembang saat ini, aku masih belum menemukan syair-syair lagu indah nan tertata, lagu-lagu yang mengispirasi sekaligus menyejukkan hati seperti Ebiet G. Ade. Hal ini mungkin salah satu alasan mengapa lagu-lagu Ebiet G. Ade tetap membumi hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun