Film Twivortiare yang tayang pada Agustus 2019, ingin menunjukkan tentang bagaimana realitas kehidupan pernikahan antara suami dan istri yang sibuk dengan urusan pekerjaannya masing-masing dan tidak mempunyai waktu untuk saling berkomunikasi.Â
Lalu, pada akhirnya mereka lebih mementingkan egonya sendiri daripada menyelamatkan pernikahan mereka. Pesan yang ingin disampaikan melalui film ini adalah pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan pernikahan, agar tidak terjadi salah paham yang berkelanjutan.
Penjelasan Teori PsikoanalisisÂ
Menurut Sigmund Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Dalam tingkat kesadaran, Freud mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia mengandung tiga komponen, yaitu id, ego dan superego.
Id dalam kepribadian manusia dianggap sebagai bagian paling primitif dan original. Id mempunyai karakter bergerak berdasarkan prinsip kesenangan yang ingin segera memenuhi kebutuhannya, jika tidak terpenuhi maka akan menimbulkan kecemasan. Selain itu, id juga tidak mempertimbangkan akibat dari pemenuhan hasratnya yang akan merugikan dirinya atau orang lain.
Fungsi utama dari ego adalah menerjemahkan id dan menghadapi realitas, sehingga mampu menundukkan hasrat duniawi. Selain itu, ego juga akan berusaha untuk menahan tindakan sampai memiliki kesempatan untuk memahami realitas secara akurat. Ego mempunyai peran untuk membedakan antara obyek yang berada di pikiran dan yang berada di dunia nyata.
Sementara itu, superego berjalan berdasarkan norma-norma sosial dan kultural. Superego memiliki sifat yang evaluatif, larangan dan penghukuman. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian sehingga dapat menyempurnakan perilaku manusia. Berbeda dengan id yang mencari kesenangan, superego lebih mencari kesempurnaan. (Fatawi, 2019, h.187-189).
Penjelasan Metodologi : Analisis Teks WacanaÂ
Secara tekstual, sebuah karya film ingin menyampaikan pesan kepada penonton ataupun masyarakat yang disampaikan melalui rangkaian jalan cerita. Pada dasarnya, Critical Eleven dan Twivortiare mempunyai letak permasalahan yang sama dalam hubungan pernikahan mereka, yaitu komunikasi yang terjadi.
Sementara itu, secara intertekstual film Critical Eleven yang tayang di tahun 2017 merupakan sebuah adaptasi dari sebuah novel karya Ika Natassa. Istilah 'Critical Eleven' diambil dari sebuah analogi dalam penerbangan yang mempunyai arti, tiga menit saat take off dan delapan menit saat landing merupakan waktu-waktu crusial dalam sebuah penerbangan.Â