Tanpa sadar, komunikasi sudah dilakukan sejak kecil, mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa hingga pada akhirnya beranjak senja. Untuk menyesuaikan pikiran antara satu individu dengan individu lain tentunya tidaklah mudah. Setiap manusia mempunyai jalan pikiran, sudut pandang, referensi sendiri, yang hadir melalui sebuah pengalaman.
Permasalahan Isu Komunikasi
Menyatukan pikiran dua orang dalam sebuah hubungan juga bukan hal yang mudah. Sebuah komunikasi dalam kehidupan pernikahan dapat terlihat melalui dua film yang menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri dimana permasalahan utamanya terletak pada komunikasinya, yaitu Critical Eleven dan Twivotiare.
Di film Critical Eleven, kerenggangan komunikasi dimulai ketika Anya mengalami keguguran anak pertama mereka. Sebagai seorang suami, Ale terpukul atas kejadian tersebut, dan karena pikirannya kalut, ia tidak sengaja mengeluarkan kalimat yang menyalahkan Anya atas keguguran yang terjadi. Sejak saat itu, kehidupan pernikahan Ale dan Anya terasa sangat lain dari hari biasanya.
Sementara, Twivortiare juga menggambarkan sebuah kehidupan pernikahan, dimana komunikasi juga menjadi salah satu letak permasalahan diantara Beno dan Alexandra. Beno yang berprofesi sebagai dokter bedah dan Alexandra yang sibuk berkarir sebagai bankir rela mengesampingkan hubungan pernikahannya. Pilihan untuk bercerai pada akhirnya menjadi keputusan akhir dalam pernikahan Beno dan Alexandra.
Permasalahan film sebagai komunikasi massa
Dalam konteks komunikasi massa, film dimaknai sebagai pesan yang disampaikan dalam komunikasi filmis yang memahami hakikat, fungsi dan efeknya (Asri, 2020, h.74). Â Menurut Redi Panuju sebuah film mampu menyampaikan pesan secara langsung melalui gambar, dialog dan aktor sehingga menjadi medium yang efektif (Asri, 2020, h.78).
Melalui film Critical Eleven, Ika Natassa sebagai penulis ingin menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat bahwa dalam suatu pernikahan pasti melalui pasang surutnya, namun komunikasi menjadi kunci utama.Â
Selain itu, Critical Eleven ingin meceritakan bahwa meskipun menghadapi rasa kehilangan yang mendalam, namun selalu terdapat harapan dan cinta didalamnya yang didapatkan dari sosok suami, istri dan keluarga.
Film Twivortiare yang tayang pada Agustus 2019, ingin menunjukkan tentang bagaimana realitas kehidupan pernikahan antara suami dan istri yang sibuk dengan urusan pekerjaannya masing-masing dan tidak mempunyai waktu untuk saling berkomunikasi.Â
Lalu, pada akhirnya mereka lebih mementingkan egonya sendiri daripada menyelamatkan pernikahan mereka. Pesan yang ingin disampaikan melalui film ini adalah pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan pernikahan, agar tidak terjadi salah paham yang berkelanjutan.
Penjelasan Teori PsikoanalisisÂ
Menurut Sigmund Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Dalam tingkat kesadaran, Freud mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia mengandung tiga komponen, yaitu id, ego dan superego.
Id dalam kepribadian manusia dianggap sebagai bagian paling primitif dan original. Id mempunyai karakter bergerak berdasarkan prinsip kesenangan yang ingin segera memenuhi kebutuhannya, jika tidak terpenuhi maka akan menimbulkan kecemasan. Selain itu, id juga tidak mempertimbangkan akibat dari pemenuhan hasratnya yang akan merugikan dirinya atau orang lain.
Fungsi utama dari ego adalah menerjemahkan id dan menghadapi realitas, sehingga mampu menundukkan hasrat duniawi. Selain itu, ego juga akan berusaha untuk menahan tindakan sampai memiliki kesempatan untuk memahami realitas secara akurat. Ego mempunyai peran untuk membedakan antara obyek yang berada di pikiran dan yang berada di dunia nyata.
Sementara itu, superego berjalan berdasarkan norma-norma sosial dan kultural. Superego memiliki sifat yang evaluatif, larangan dan penghukuman. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian sehingga dapat menyempurnakan perilaku manusia. Berbeda dengan id yang mencari kesenangan, superego lebih mencari kesempurnaan. (Fatawi, 2019, h.187-189).
Penjelasan Metodologi : Analisis Teks WacanaÂ
Secara tekstual, sebuah karya film ingin menyampaikan pesan kepada penonton ataupun masyarakat yang disampaikan melalui rangkaian jalan cerita. Pada dasarnya, Critical Eleven dan Twivortiare mempunyai letak permasalahan yang sama dalam hubungan pernikahan mereka, yaitu komunikasi yang terjadi.
Sementara itu, secara intertekstual film Critical Eleven yang tayang di tahun 2017 merupakan sebuah adaptasi dari sebuah novel karya Ika Natassa. Istilah 'Critical Eleven' diambil dari sebuah analogi dalam penerbangan yang mempunyai arti, tiga menit saat take off dan delapan menit saat landing merupakan waktu-waktu crusial dalam sebuah penerbangan.Â
Melalui analogi tersebut, kondisi yang sama terjadi pada sebuah awal dimulainya suatu hubungan. Dimana tiga menit pertama dan delapan menit terakhir akan menentukan apakah hubungan akan berlanjut atau tidak.
Kisah Beno dan Alexandria dituangkan melalui sebuah sekuel novel, dengan tiga judul yaitu Divortiare, Twivortiare dan Twivortiare 2. Ketiga novel tersebut merupakan karya dari Ika Natassa yang terbit mulai tahun 2008 hingga 2012. Reza Rahardian kembali dipercayai untuk memerankan Beno sebagai tokoh utama dengan lawan mainnya Raihaanun sebagai Alexandra.
PembahasanÂ
Id, ego dan superego dari peran Beno dalam film Twivortiare terlihat ketika ia sedang menjalani profesinya sebagai seorang dokter bedah. Id dari Beno terlihat dari ia mencurahkan segala perhatian, waktunya kepada pasien yang ditangani, sampai ia lupa waktu dan mengesampingkan hubungan pernikahannya dengan Alexandra.
Munculnya ego terlihat melalui scene, Beno rela menolak tawaran menjadi kepala divisi kardiologi, karena menurutnya ketika ia menjadi kepala divisi, ia tidak dapat lagi mempunyai banyak waktu untuk bertemu dengan pasien.Â
Selain itu, ketika ia sedang masa istrihat karena syaraf terjepit, ia rela tetap bekerja dan Alexandra marah besar karena keputusan Beno yang tetap memaksa untuk dapat bekerja.
Superego dari Beno terlihat ketika, akhirnya Beno sadar bahwa rasa cintanya terhadap pekerjaan dan pasiennya menyebabkan hubungan rumah tangganya semakin renggang.Â
Maka, Beno memutuskan untuk minta maaf kepada Alexandra terkait hal tersebut dan berjanji untuk lebih belajar membagi waktu antara urusan pekerjaan dan hubungan pernikahan mereka.
Sementara itu, id, ego dan superego dari Alexandra terlihat dalam ia menjalankan hubungan pernikahannya dengan Beno. Id dari Alexandra terlihat ketika ia meminta secara paksa untuk bercerai dari Beno, hanya karena alasan waktu yang diberikan oleh Beno lebih banyak untuk pasiennya.
Munculnya ego terlihat pada scene diawal film, ketika Beno baru saja pulang dari rumah sakit larut malam, dan tanpa pembicaraan apapun, Alexandra langsung meminta untuk bercerai.Â
Setelah mereka memutuskan untuk kembali bersama, Alexandra tetap merasa bahwa hubungan pernikahannya masih sama saja seperti yang dahulu, karena Beno masih mementingkan urusan rumah sakit dibandingkan dirinya.
Superego dari Alexandra terjadi ketika pertengkaran hebat dengan Beno, Alexandra mendapatkan permintaan maaf dari Beno, akhirnya ia sadar bahwa mereka harus sama-sama belajar dalam menjalankan pernikahan mereka, Alexandra berjuang untuk sabar dan Beno berjuang untuk belajar demi hubungan pernikahan yang lebih baik lagi.
Sementara, di film Critical Eleven, id, ego dan superego dari Ale dan Anya terlihat ketika mereka baru saja kehilangan buah hatinya. Id dari Ale dan Anya terlihat dari rasa sedih, shock dan tidak percaya akibat kehilangan Aidan, dan menyebabkan hubungan antara Ale dan Anya menjadi canggung.Â
Akibat dari kesedihannya tersebut, muncul ego dari Ale yang secara tidak sengaja mengatakan bahwa kesibukkan Anya yang menyebabkan Aidan meninggal. Mendengar kalimat tersebut, Anya merasa sakit hati. Mulai saat itu, hubungan Ale dan Anya semakin merenggang.
Selain itu, ego dari Ale dan Anya sama-sama muncul ketika mereka saling menyalahkan bentuk rasa peduli mereka terhadap Aidan. Ale berpikir bahwa Anya tidak peduli lagi terhadap Aidan karena tidak pernah berziarah ke makam Aidan.Â
Sementara, Anya juga berpikir bahwa Ale tidak peduli lagi kepada Aidan karena tidak pernah mengunjungi kamar tidur Aidan, padahal Ale dulu sangat excited ketika mendekor kamar Aidan.Â
Setelah kejadian tersebut, Anya memutuskan untuk pergi dan Ale mengalami kecelakaan mobil ketika berniat untuk menyusul Anya ke bandara. Akhirnya, superego dari Ale dan Anya muncul ketika di rumah sakit dan mereka saling intropeksi diri dan tidak lagi saling menyalahkan bentuk rasa peduli terhadap Aidan. Â
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Rahman. 2020. Membaca Film Sebagai Sebuah Teks: Analisis Isi Film NKCTHI. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, Vol. 1, No. 2: 74-86
Fatawi, Nur Fauziah. 2019. Analisis Kepribadian Tokoh Utama Pada Film "THE MIRACLE WORKER". Jurnal Al Fatin, Vol. 2, Edisi 2:183-196
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H