Beberapa waktu yang lalu, Mizan Grup, salah satu grup penerbit terbesar di Indonesia, tengah merayakan hari ulang tahunnya. Di hari ulang tahunnya yang ke-35, Mizan mengadakan promo besar-besaran: diskon untuk semua buku Mizan Grup sebesar 35%. Tentu sebagai pencinta literasi, saya tak mau ketinggalan untuk mengikuti diskon ini.
Selain mengadakan diskon yang "legit", Mizan Grup melalui Mizanstore---toko buku online yang menjual buku-buku Mizan Grup serta penerbit lainnya---mengadakan lomba blog review yang berhadiah paket buku senilai 700ribu rupiah. Sebuah nilai yang sangat besar tentu saja!
Sayang, waktu itu, saya sedang banyak pekerjaan sehingga tidak punya waktu luang untuk mengikuti lombanya. Awalnya saya pikir, lomba review ini hanya berisi review belanja online saja. Ternyata saya salah menilai.
Buktinya, ketika melihat daftar pemenangnya, saya tertarik membaca artikel yang berjudul "Memuluskan Gerakan 1W1B" yang menjadi juara kedua.
Saya sangat terharu membaca tulisan tersebut. Jujur, saya melihat gerakan literasi yang dilakukan oleh perseorangan seringkali terhambat berbagai kendala. Kendala penyediaan buku, misalnya, tentu juga karena terpentok masalah biaya.
Ketika hendak membuat gerakan sadar membaca, biasanya pendekatan dimulai dengan kita---sebagai pihak yang membuat gerakan literasi ini---harus menyediakan buku-buku berkualitas untuk dibaca secara cuma-cuma untuk mereka---pihak yang hendak disasar untuk menjadi pembaca.
Masalah pertama: buku berkualitas biasanya dijual dengan harga yang tinggi. Istilahnya "ada uang, ada barang". Nah bagaimana bisa menyediakan buku berkualitas, tetapi dengan harga yang pas supaya gerakan literasi dapat berjalan selaras?
Dari artikel yang saya baca itu, saya baru tahu bahwa Mizanstore.com menyediakan berbagai buku berkualitas dengan harga yang murah. Selain buku regular yang dijual lebih murah 15% daripada harga pada umumnya, Mizanstore juga menjual buku-buku murah mulai dari harga 5ribu rupiah!
Hal ini tentu membantu karena buku murah tersebut sangat berguna, terutama bagi mereka yang hendak membuka perpustakaan umum.
Titik Cerah untuk Gerakan Literasi Lokal di Indonesia
Kembali pada gerakan 1W1B ini, kemungkinan besar alasannya bisa menjadi pemenang menurut saya karena gerakan yang berusaha dipopulerkan ini terlihat punya masa depan yang sangat baik. Tentunya untuk mendukung gerakan tersebut, dukungan sangat diperlukan.
Ketika menjadi juara, secara otomatis sang pemenang mendapatkan stok buku yang cukup untuk dibagikan kembali sehingga gerakan literasi ini dapat berjalan secara kontinu.
Saya bangga dan kagum karena sinergi yang baik antara pihak penerbit dan gerakan literasi adalah contoh yang sangat baik untuk kesinambungan di masa mendatang. Mudah-mudahan di masa mendatang, pihak penerbit dan gerakan literasi lokal akan memiliki hubungan yang makin erat sehingga tingkat melek baca di Indonesia dapat semakin meningkat!
Saya merasa ada titik cerah untuk pihak-pihak yang kini hendak memulai atau sudah memulai gerakan literasi secara mandiri. Salah satunya adalaah dukungan dari pihak pemerintah yang bekerja sama dengan PT POS Indonesia menggratiskan pengiriman buku ke perpustakaan di pelosok daerah tiap tanggal 17 tiap bulannya.
Mudah-mudahan kelak pihak-pihak penerbit atau siapa pun yang bersentuhan langsung dengan dunia buku dapat mendukung terus gerakan literasi di Indonesia, apa pun caranya. Menjual buku murah atau memberikan buku gratis seperti Mizanstore, barangkali bisa dijadikan contoh awalnya.
