#2. Topik PilihanÂ
Jika menulis sebanyak-banyaknya dengan teknik yang diperbaiki seiring berjalannya waktu adalah kunci untuk menjadi penulis yang lebih baik, bagaimana saat kita mengalami kebuntuan ide? Nah, Topik Pilihan di Kompasiana hadir untuk mengatasi ini. Tiap beberapa hari sekali, Kompasiana mengeluarkan Topik Pilihan untuk membantu Kompasianer membuat tulisan sesuai tema yang telah ditentukan.Â
Apa dampak dari adanya Topik Pilihan? Tentu saja ada banyak tulisan tentang tema yang sama. Hal ini dapat memberikan insight tentang bagaimana suatu tema dapat dituliskan dari banyak sudut pandang. Kita juga jadi menggerti lebih mendalam tentang sebuah tema jika mau meluangkan waktu untuk membaca artikel-artikel yang ada di tiap Topik Pilihan.Â
Saat menulis berdasarkan Topik Pilihan, kita dapat berpatokan pada pertanyaan-pertanyaan pancingan dari Tim Kompasiana yang disertakan pada deskripsi tentang topik pilihan yang bersangkutan, kita dapat pula menulis dari sudut pandang baru.Â
Selain menambah pengetahuan tentang tema tertentu, tulisan-tulisan dari Kompasianer lain di sebuah Topik Pilihan dapat menjadi "bahan pelajaran" untuk kita: tulisan yang menjadi artikel utama dapat dilihat sebagai contoh bagaimana artikel tentang tema tersebut ditulis, tulisan yang tidak masuk label "pilihan" dapat ditelaah di mana kekurangannya.Â
Kita juga boleh memperbaiki tulisan tersebut, hitung-hitung belajar editing. Tulisan terakhir saya yang diganjar "headline" oleh Kompasiana sebenarnya merupakan revisi dari artikel yang ditulis oleh Kompasianer lain. Saya bahkan menggunakan gambar yang sama agar terlihat bahwa itu sebenarnya adalah artikel yang idenya sama (namun kemudian ilustrasi utamanya diganti oleh Admin).Â
#3. Artikel Utama
Tidak ada yang lebih membuat kita menjadi penulis yang lebih baik di Kompasiana selain membuat artikel utama atau headline lagi dan lagi. Masalahnya, membuat artikel headline juga susah-susah gampang. Kompasiana telah menyediakan bocorannya di sini.Â
Intinya, artikel yang menjadi headline adalah yang istimewa. Jika itu adalah berita, maka haruslah merupakan hasil liputan langsung yang ditulis dengan baik, bukan hasil katanya si ini dan katanya si itu. Tulisan itu juga sebaiknya mendalam, dengan membaca satu artikel pembaca telah memahami garis besar permasalahan.Â
Jika artikel tersebut berupa fiksi, saat ini disebut hanya sebagai fiksi berkualitas. Namun sebelumnya Kompasiana menuliskan bahwa fiksi yang didasarkan pada budaya sebuah suku, dipertimbangkan menjadi headline. Cerpen saya pernah menjadi headline di Kompasiana karena mengangkat budaya Sumba sebagai latar belakang konfliknya.Â
Yang terakhir, artikel yang dijadikan headline adalah yang orisinal. Bukan merupakan artikel copy-paste dan diedit di sana-sini. Itu sebabnya penting untuk menulis menggunakan kata-kata kita sendiri, tidak meniru gaya orang lain. Selain melatih diri untuk menjadi jujur, menulis dengan gaya sendiri membuat pembaca kita mengetahui bahwa itu adalah tulisan kita, apapun topik yang kita tulis.Â