Biasanya lubang biopori dibuat lebih dari satu. Kelebihan dari lubang biopori adalah: kita dapat mengomposkan sampah organik di dalamnya. Cukup isi sampah organik seperti daun-daun kering dari taman ke dalamnya, kompos dapat dipanen setelah tiga bulan dan lubang biopori dapat digunakan untuk mengomposkan sampah selanjutnya.
Rain garden atau taman hujan adalah taman yang sengaja dibuat untuk mengumpulkan limpasan air hujan. Untuk tanaman yang ditanam dalam taman hujan, dapat ditanam tanaman penyerap air berikut: pakis (misal pakis kayu manis, pakis rawa, pakis holly, pakis burung unta), bunga bakung rawa, cattails, kuping gajah, bunga terompet, Carolina Jesamine, kembang sepatu rawa, dan tanaman Irish.Â
Selain mencegah limpasan air hujan, taman hujan ini juga mengurangi kemungkinan banjir dan mempercantik halaman rumah/gedung. Kekurangannya adalah: taman hujan tidak dapat dibuat di tempat yang tanahnya tercemar karena tanaman di dalamnya akan mati.
Paving block atau conblock adalah produk beton pracetak yang terbuat dari campuran bahan bangunan seperti semen portland, pasir, batu screening, air dan material agregat lainnya. Paving block dapat digunakan untuk melapisi tanah yang akan digunakan sebagai jalan, lapangan, lahan parkir, dll.Â
Dibandingkan dengan material pelapis tanah lainnya, paving block lebih ramah lingkungan karena sifatnya yang menyerap air. Pori-pori pada paving block dapat menyerap air hujan dan mengembalikannya ke dalam tanah. Dengan begini drainase halaman menjadi lebih baik.
Akhir kata, air tanah memang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun kelestariannya sangat tergantung pada cara kita menggunakannya.Â
Pemerintah telah berusaha membatasi penggunaan air tanah dengan mensyaratkan adanya izin penggunaan air tanah pada para pemakai air tanah dalam jumlah besar, kita sebagai masyarakat dapat ikut berpartisipasi menjaga kelestarian air tanah dengan beralih pada air PDAM dan air hujan.Â
Air hujan, selain dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari juga dapat "ditangkap" untuk diresapkan ke dalam tanah agar menjadi air tanah. Semoga dengan upaya kita semua, air tanah tidak habis dalam waktu dekat dan dapat dimanfaatkan oleh generasi-generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya