Mengapa harus membuat perubahan? Karena terdapat jurang lebar antara warga non disabilitas (termasuk para pemimpin) dengan warga disabilitas. Kondisi sosial dan ketidakberpihakan regulasi memarjinalkan keberadaan warga disabilitas. Akibatnya mereka berlindung dibalik kenyamanan sebagai "korban".
Paling tidak, itulah kesimpulan sementara yang didapat setelah melakukan selusur kawasan kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung pada 10 September 2023.
Seperti apa? Yuk, kita urai satu persatu:
Selusur Sumur Bandung dalam Inklusi Sosial
Berada tepat di jantung Kota Bandung, Sumur Bandung merupakan salah satu kecamatan tertua. Berbagai ikon kota bisa ditemukan di Sumur Bandung, salah satunya adalah Braga, kawasan niaga sejak satu abad silam.
Dengan tingkat hunian 10.382 jiwa per kilometer persegi (per Agustus 2019), Sumur Bandung tidak termasuk kecamatan terpadat. Namun menjadi menarik karena di sini terletak Gedung Pakuan, rumah dinas Gubernur Jawa Barat.
Keberadaan rumah dinas Gubernur Jabar paling tidak diharapkan mencerminkan keberpihakan pada warga dengan diterapkannya regulasi seperti Perda Tibum Tralinmas (perubahan dari Perda K3) yang menyangkut PKL, tata laksana kelola sampah, penghijauan serta soal ketertiban, keamanan dan kebersihan lainnya.
Nah, selusur Bandung dimulai dari Jalan Babakan Ciamis yang terletak di Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung. Apa saja yang kita temui?
Bandung Lautan Sampah