Kelompok mereka terbagi dua, kelompok reparasi tradisional yang membawa peralatannya keluar masuk perumahan. Serta kelompok kekinian yang menyewa lokasi di mall dan mempunyai brand kekinian pula.
Biaya reparasinya tentu berbeda karena keahliannya berbeda.
Tapi mereka sama-sama memperpanjang usia barang  (tas/sepatu) dengan memperbaiki agar bisa digunakan lagi
Bagaimana?
Gaya hidup frugal memungkinkan penurunan emisi bukan? Andai seluruh penduduk Indonesia melakukannya, tak tertutup kemungkinan target Net-Zero Emissions (NZE) bisa tercapai sebelum tahun 2060.
Bagaimana dengan para UMKM? Bukankah gaya hidup frugal mengajak pelakunya untuk masak sendiri dan menghindari jajan?
UMKM akan beradaptasi. Mereka akan menyediakan apa yang dibutuhkan pembeli, dan bukan sebaliknya, sehingga tumbuh ekosistem yang berkelanjutan, perekonomian pun tumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H