Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Banana Chocolate Chip Cookies, Camilan Lezat dari Pisang Bonyok

13 Juli 2021   02:18 Diperbarui: 18 Juli 2021   15:46 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya niat belajar membuat kue?

Saya sarankan mulai belajar membuat kue-kue nusantara, baik kue kering maupun kue basah.

Mengapa?

Karena membuat kue nusantara tuh ribet banget. Kue kering nastar misalnya, untuk membuat isian kita harus memarut nanas, mengolahnya bersama gula dan rempah hingga mengental dan bisa dipulung. Diteruskan meracik kulit nastar yang jika tidak hati-hati, bukannya bulat cantik, eh malah meleber sewaktu dipanggang.

Demikian pula kue basah seperti nagasari, getuk, dadar gulung, klepon, kue cucur serta masih banyak lagi. Semua enak sekaligus semua sulit dibuat. 

Paling tidak itulah yang saya lihat di ajang Masterchef Indonesia session 8 kemarin, hanya ada 1-2 peserta yang dengan percaya diri membuat jajanan pasar.

Daftar Isi

Berbanding terbalik dengan western food, contohnya banana chocolate chip cookies yang resepnya saya sertakan di bawah. 

Gampang banget bikinnya, semua bahan cukup dicampur rata, panggang, jadi deh. Malah di satu channel YouTube ada perbandingan chocolate chip cookies yang dibuat dalam waktu 2 menit, 2 jam dan 2 hari.

Kue nusantara dalam waktu 2 menit? Nggak ada! :D

Jadi, jika sudah mahir membuat kue-kue nusantara, maka camilan dari negara lain akan relatif terasa mudah. 

Seperti kali ini, saya mengajak membuat banana chocolate chip cookies yang super duper mudah. Bahan utamanya "pisang bonyok" dalam tulisan saya sebelumnya.

Terpicu kalimat "eating just 1 banana a day increases immunity", saya rutin membeli pisang dari penjual pisang yang setiap pagi lewat depan rumah sambil berteriak, "sang ... pisang ...", mirip celotehannnya Kaesang, anak bungsu Presiden Jokowi.

Suatu hari hanya 2 sisir pisang yang tersisa, yang satu nampak enggak banget, satunya lagi berpenampilan cantik, bulat penuh menandakan pisang telah matang sempurna. 

Sayang, si buah pisang nampaknya berasal dari susunan teratas tandan, sehingga banyak banget dan berat nian. Sesudah ditimbang, beratnya 3 kg!

Tetap saya beli karena tampilannya cantik, walau bisa diprediksi, pisang gak habis saya konsumsi, dan berakhir sebagai banana bread di tulisan saya ini.

Dokumentasi instagram.com/@olga.job
Dokumentasi instagram.com/@olga.job
Satu Pisang per Hari Untuk Meningkatkan Imunitas

Suka pisang masak atau setengah masak?

Mungkin pertanyaan saya terdengar aneh. Padahal banyak lho yang mengonsumsi pisang setengah matang. Hal tersebut saya ketahui dari penjual pisang yang saya ceritakan di atas. Lewat obrolan singkat tapi intens, saya mengetahui caranya mendapatkan pisang yang disukai konsumen.

Secara periodik dia berkeliling di sekitar kampungnya, Cililin Jawa Barat. Dia membeli pisang ambon siap panen dari petani. 

Sesampai di rumah diperam sampai cukup matang, kemudian dijual dengan cara berkeliling kompleks perumahan. Puluhan tahun berjualan membuatnya tak kesulitan mencari pembeli.

Ada 2 jenis pisang ambon yang dia jajakan. Pisang ambon putih dan pisang ambon lumut. Pisang ambon putih yang dimaksud sering kita lihat di supermarket dengan nama pisang cavendish. Sedangkan pisang ambon lumut mempunyai bintik-bintik hitam di sekujur tubuhnya. 

Ketika masih mentah, kedua jenis pisang ini berwarna hijau, berubah menguning dan tambah kuning seiring kematangan buah pisang. Ternyata, gak semua pembeli hanya mengonsumsi pisang masak seperti yang saya lakukan. 

Menurut spoonuniversity.com, sebagai sumber serat, potasium, vitamin B6, vitamin C, dan antioksidan yang menyehatkan jantung serta pencernaan, pisang kerap dikonsumsi berdasarkan kematangannya, untuk tujuan tertentu.

Seperti diketahui, saat proses pematangan, kulit pisang kehilangan klorofil, warna hijaunya berubah menguning, terjadi perubahan pada kandungan daging buah pisang. 

Kandungan pati dalam buah pisang berubah menjadi gula. Perubahan inilah yang menjadi dasar seseorang memilih kematangan pisang, sesuai manfaatnya.

Untuk mempermudah, manfaat yang diperoleh konsumen pisang mentah dibedakan dengan pisang matang.

Manfaat Pisang Mentah:

  • Menurunkan kandungan gula. Pisang mentah memiliki lebih banyak kandungan pati, rasanya kurang manis, sehingga dipilih oleh mereka yang menghindari gula, contohnya penderita diabetes.
  • Lebih lama kenyang. Kandungan pati yang cukup tinggi dalam pisang mentah membuat pengonsumsinya kenyang lebih lama. Bisa dikonsumsi setiap waktu, dan membantu membakar lebih banyak lemak dengan cepat.
  • Prevalensi probiotik lebih tinggi. Kandungan probiotik yang tinggi bermanfaat bagi kesehatan usus besar, serta membantu menyerap nutrisi dengan lebih baik.

Manfaat Pisang Matang:

  • Bersifat anti kanker. Pisang matang mengandung TNF (Tumor Necrosis Factor) yang dapat dilihat dari bintik-bintik coklat pada pisang. TNF berfungsi melawan sel-sel abnormal dalam tubuh.
  • Lebih mudah dicerna. Karbohidrat dalam pisang matang lebih mudah dicerna tubuh dan membantu sistem pencernaan.
  • Mengandung anti oksidan yang lebih tinggi. Banyak manfaat kesehatan diperoleh dari pisang matang karena kandungan antioksidannya tinggi. Pisang matang juga meningkatkan kekebalan, anti penuaan dan anti inflamasi.

Apapun pilihannya, pisang mentah atau pisang matang, pisang mengandung banyak nutrisi. 

Pisang dapat dikonsumsi sebagai camilan yang bermanfaat untuk menjaga kadar gula darah sekaligus meningkatkan energi sepanjang hari.

Fakta menyenangkan lainnya dari mengonsumsi pisang adalah kandungan triptofan yang diubah tubuh menjadi serotonin, mampu membantu mengatasi kecemasan dan depresi. 

Terlebih pisang sangat luwes, bisa dikonsumsi langsung, dibuat jus atau diolah dengan bahan lain menjadi berbagai macam panganan seperti yang saya lakukan.

Dok.maria-g-soemitro.com
Dok.maria-g-soemitro.com
Resep Banana Chocolate Chip Cookies

Awal tertarik mengolah pisang menjadi cookies sesudah melihat tayangan YouTube tentang healthy cookies, atau lebih tepatnya cookies untuk diet dan penderita diabetes. 

Mereka gak membubuhkan gula, hanya oats, pisang, dan peanut butter, sesuai pakem pembuatan kue, yaitu karbohidrat (pati), gula dan lemak.

Tapi kok hasil akhirnya nampak gak enak ya? Maklum untuk penderita diabetes serta mereka yang sedang diet. 

Berhubung belum bisa cerai dari gula, saya membuat modifikasi resep Chocolate Chip Cookies. Hasilnya garing di luar dan chewy di dalam.

Wuih sedappp...Yuk bikin:

Bahan Banana Chocolate Chip Cookies:

  • 2 buah pisang matang
  • 250 gram tepung terigu serba guna
  • 50 gram gula pasir
  • 150 gram gula palm
  • 60 ml mentega/margarin leleh
  • 1 sdt baking powder (BP)
  • sdt baking soda (BS)
  • 1 sdt kayu manis bubuk
  • sdt garam
  • 1sdt vanilla extract
  • 1 sdm tepung maizena
  • 100 gram campuran kismis dan chocolate chips
  • Chocolate chips untuk topping

Cara Membuat:

  1. Siapkan oven dengan suhu 170. Olesi loyang cookies dengan carlo (campuran margarin, minyak sayur, tepung terigu dengan perbandingan 1:1:1) atau mengalasi loyang dengan kertas baking.
  2. Lelehkan mentega hingga burn, kemudian sisihkan.
  3. Campur bahan kering dalam mangkuk: tepung terigu, tepung maizena, BP, BS, kayu manis bubuk, aduk rata, saring.
  4. Dalam mangkuk besar, lumatkan pisang hingga berbentuk puree, tambahkan gula pasir, gula palm, garam dan mentega leleh.
  5. Tambahkan bahan kering ke dalam campuran pisang step by step, dengan teknik aduk balik hingga rata. Jangan over-mix.
  6. Masukkan campuran kismis dan chocolate chips, kemudian aduk rata.
  7. Dinginkan selama 30 menit.
  8. Cetak adonan dengan sendok ice cream atau sendok ukur. Tata di atas loyang dan beri toping chocolate chips.
  9. Panggang dalam oven dengan suhu 170-175 selama 10-12 menit atau sampai bagian atas mulai berwarna cokelat keemasan. Lama pemanggangan tergantung ukuran cookies.
  10. Keluarkan dari oven. Biarkan cookies mendingin dan mengeras sebelum masuk toples.
  11. Sajikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun