Sedangkan YPBB Bandung meneruskan program dengan bekerja sama dengan Mother Earth Foundation mewujudkan program zero waste cities di Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi. Berlangsung multi years, karena goalnya tidak hanya partisipasi masyarakat, juga perubahan tingkah laku/budaya.
Selayang Pandang Kawasan Bebas SampahÂ
Resik dan asri. Itulah kesan awal saya ketika memasuki Taman Lansia Jalaprang. Terletak di depan kawasan RW 09 Sukaluyu, siapapun bisa melihat proses pengolahan sampah disini. Khususnya di lokasi komposting yang dibangun memanjang di bagian utara taman.
Tiga orang petugas pengangkut sampah bergantian datang. Mereka membawa ember-ember. Isinya berupa sampah sisa makanan yang dituang ke dalam komposter. Saya melongok melihat ke dalam komposter. Ternyata telah ada gundukan daun-daun kering yang berasal dari taman.Â
"Dulu, daun-daun ini dibakar atau dionggokkan begitu saja. Sekarang diolah menjadi kompos," kata Iwan Poernawan, Ketua RW 09 Sukaluyu.
Refleks, saya melayangkan pandangan ke seputar taman. Semua tertata rapi. Tak ada lagi gunungan daun kering. Khas taman di tengah kota.
Sekelompok ibu-ibu PKK sedang senam pagi dengan iringan lagu di tengah taman. Tak jauh dari mereka, beberapa anak usia Taman Kanak- Kanak asyik bermain bola. Dan di atas tempat duduk yang terbuat dari semen, seorang nenek menyuapi cucunya sambil bercanda.
Tak ada yang nampak terganggu oleh kegiatan pengolahan sampah. Tak ada yang menutup hidung. Karena memang tak berbau.
"Sampah jadi bau karena tercampur," kata Pak Iwan, "Selain itu, disini sampah diangkut setiap hari."
Tidak semua sampah organik dikompos. Sebagian sampah organik yang lunak dimasukkan dalam instalasi biodigester. Ada 5 biodigester atau instalasi pengolah sampah menjadi gas metan untuk memasak. Api yang dihasilkan bisa untuk memasak selama tiga jam nonstop.
"Bagaimana dengan sampah anorganik, Pak?" tanya saya.