Cara Membuat:
- Tentukan 3 topik tulisan berdasarkan bahan baku di atas.
- Bahan baku dipilah, dicuci bersih dan iris-iris sesuai selera.
- Bahan pembantu dicuci bersih. Geprek, potong-potong.
- Siapkan laptop. Masak bahan pembantu dengan Bahasa Indonesia sesuai EYD dan KBBI, Â hingga harum baunya.
- Masukkan bahan baku sesuai topik.
- Koreksi rasa, eh edit tulisan.
- Login ke Kompasiana, pindahkan tulisan.
- Perhatikan layout tulisan, gambar, vlog.Jangan lupa mencantumkan  sumber data dan foto.
- Jika tampilan sudah oke, sajikan. Eh, publish.
Apa saja materi yang harus diolah akademia DBA 2018? Â Ini dia:
3 Â Cup Pangan Bernutrisi Bagi Kehidupan yang Berkelanjutan
Disebut 3 cup karena ada 3 pemateri dengan bahasan mengenai nutrisi yang  berbeda topik, yaitu:
Cup pertama, : "Pentingnya Pemenuhan Nutrisi pada 1000 HPK Guna Mencegah Terjadinya Stunting pada Anak", dibawakan oleh Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Indonesia, Ir. Doddy Izwardi, MA, pada hari pertama, tanggal 29 September 2018 Â
Apa sih stunting? Apa bedanya dengan underweight, wasted dan overweight? Bapak Doddy menjelaskan bahwa stunting  adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, sehingga tubuh anak lebih pendek untuk usianya.
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan  menurunkan produktivitas. Dampak kedepannya menghambat pertumbuhan ekonomi,  meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.
Penyebab stunting adalah:
- Praktek pengasuhan yang tidak baik.
- Terbatasnya layanan kesehatan.
- Kurangnya akses ke makanan bergizi.
- Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
Akibat stunting pada anak:
- Gagal tumbuh. Berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus, daya tahan rendah, mudah sakit.
- Gangguan kognitif. Lambat menyerap pengetahuan, lemah mata pelajaran matematika.
- Gangguan metabolisme. Berisiko gemuk dan terkena penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, ginjal, diabetes dan kanker.
Ternyata akibat stunting ngga main-main ya? Â Berkorelasi pada jumlah biaya kesehatan yang harus dikeluarkan pemerintah. Dan menempatkan indeks literasi dan matematika Indonesia pada urutan ke 64 dari 65 negara (menurut OECD PISA tahun 2012). Repotnya, stunting baru dapat dikenali setelah 2 tahun, ketika perkembangan otak sudah mencapai 80 %.