Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami Pilihan

Ketika Adisa Mengaji

12 Juni 2018   23:37 Diperbarui: 12 Juni 2018   23:42 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://muslimgirl.com

Gerakan tangan Adisa terhenti. Ujung kerudungnya urung terikat ke belakang. Menjuntai  kembali ke depan.

"Duh maaf, ngeganggu ya?" Wajah Adisa mengerut. Bola matanya berpendar.

"Oh ngga. Aku justru suka kok Dis. Suaramu bagus.  Rumah ini tak lagi sepi. Aku suka".

Air dalam teko mendidih. Mengantar uap air. Menimbulkan bunyi. Bergegas Adisa mengangkat teko dan menyeduh kopinya. Dan segelas teh untukku. Kopi,  teh dan beberapa potongan brownies buatan Adisa,  bakal menemani obrolan panjang kami malam ini.

"Bulan puasa, bulan istimewa, Mik", kata Adisa memulai percakapan.

"Kami berkeyakinan, di bulan ini permohonan kami dikabulkan, dosa dihapus. Karena itu pintu surga dibuka. Pintu neraka ditutup. Dan setan-setan diikat", lanjutnya.

"Apa hubungannya dengan puasa?" tanyaku.

Adisa mengangguk. Sebagai mualaf, Adisa paham bahwa dalam agama kami juga terdapat anjuran berpuasa selama sebulan. Sebelum  Paskah, hari raya kebangkitan Yesus. Atau Nabi Isa, menurut kaum muslim.

"Perintah berpuasa telah ada sejak kitab perjanjian lama, Mik. Tanpa tekanan. Artinya boleh puasa, boleh tidak. Sedangkan bagi kami, ibadah puasa adalah wajib. Menahan lapar dan dahaga hanyalah bentuk ibadah fisik"

"Aku mengaji agar tidak sekedar merasakan lapar dan dahaga", lanjut Adisa".

" Mengaji  merupakan usaha menyempurnakan  ibadah  pada Tuhan. Namanya habluminallah. Yang lainnya habluminannas. Ibadah dengan berusaha menyempurnakan hubungan dengan sesama manusia. Karena itu harus menghindari ribut, apalagi jadi biang kerok  keributan" , kata Adisa sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun