Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Imas Masitoh, Pengasuh Anak Yatim Piatu yang Meretas Batas

12 Juni 2018   08:32 Diperbarui: 20 Juni 2018   15:42 4967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imas Masitoh (dok. Maria G. Soemitro)

Kepioniran Udung Rasmita dalam  bidang  pendidikan di kampung Cibungur, rupanya membekas pada ingatan Imas kecil. Sehingga walau banyak rintangan harus dilalui, Imas tak gentar. Ada yang mencemooh Imas sebagai orang tak waras. Bahkan tetangganya sering mengamuk dan mengatakan aktivitas Imas sebagai tak halal.

 Kekurangan finansial juga kerap menerpa. Membuat Imas sering harus menjual rongsokan, seperti botol dan kertas bekas. Pernah juga Imas terpaksa mengajak para pengurus Panti Asuhan Raudatul Amanah yang bekerja secara sukarela, untuk patungan. Mereka mengumpulkan beras dan lauk pauk agar anak-anak yatim terjamin makannya

Rio dititipkan ke Imas dengan diantar pamannya (dok. Maria G Soemitro)
Rio dititipkan ke Imas dengan diantar pamannya (dok. Maria G Soemitro)
Saya berkesempatan bertemu dengan Rio, salah seorang anak yatim yang datang  untuk dititipkan pada  Imas. Rio datang bersama pamannya. Dia termasuk anak berkebutuhan khusus,

Rio yang telah ditinggal mati ayahnya mengalami kesulitan belajar, juga  kesulitan berinteraksi dengan lingkungannya. Ibunya angkat tangan, tak paham cara mengasuh Rio.

Sementara pamannya mengeluh  sibuk, tak mampu mengurus Rio. Beruntung ada Imas dan panti asuhan Raudatul Amanah yang siap mengasuh dan membimbing Rio agar bisa bersosialisasi seperti anak-anak yang lain.

"Anak sulung saya dulu seperti  Rio", kata Imas,

"Bahkan tubuhnya lumpuh. Bertahun-tahun saya rawat. Sekarang Alhamdullilah normal", sambung Imas sambil menunjuk anak sulungnya yang duduk di atas sepeda motor.

Kawasan kampung Cibungur tidak saja terjal, juga tidak ada angkutan umum yang melayani kebutuhan transportasi penduduk setempat. Sehingga tak heran banyak anak tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) lalu lalang mengendarai sepeda motor.

"Saya berani mengurus Rio karena punya pengalaman merawat si sulung",  lanjut Imas. Dia juga menjelaskan  bahwa ada  2 orang guru yang berjanji akan merawat dan mengawasi tumbuh kembang Rio. Selain orang disekelilingnya yang mau membantu jika diminta, Imas bersandar pada  sosok sang suami, Agus Suryana yang selama ini mendukung dan ikut mengasuh anak-anak yatim.

Cobaan tak henti datang menerpa. Imas  terserang stroke ringan pada tahun 2017, hingga harus dirawat di RS Dustira Cimahi. Namun semua itu tak menyurutkan langkahnya.

Niat dan semangat Imas  mampu mengalahkan  tubuhnya yang ringkih. Bahkan  Imas mempunyai mimpi membangun pondok pesantren bagi anak-anak duafa agar menjadi pribadi yang soleh, mandiri dan sukses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun