Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Esensi "Salam Tempel" Tidak Sekadar Rupiah

11 Juni 2018   23:04 Diperbarui: 11 Juni 2018   23:11 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: money.usnews.com

Karena itu saya menyayangkan jika ada yang ingin mengubah kebiasaan memberi uang salam tempel dengan barang.  Selama digunakan dengan bijak, memberi uang pada anak-anak tidaklah salah.

Menyangkut salam tempel ini saya mencari referensi terkalit dan ternyata dalam Islampun tidak dilarang. Bukan termasuk bid'ah. Berikut kisahnya:

Imam Atha', seorang ulama salaf berkata, "Sungguh, satu dirham yang aku berikan kepada kerabatku, lebih aku cintai daripada seribu dirham yang aku berikan kepada seorang fakir."

Mendengar paparan sang gurunya,  salah seorang murid beliau bertanya: "Wahai Abu Muhammad, bagaimana jika kerabatku itu seorang kaya seperti aku juga?"

Imam Atha' menjawab:  "Meskipun kerabatmu lebih kaya daripada kamu." (HR Ibnu Abi al-Dunya, dalam Makarim al-Akhlaq 247). (sumber)

Jadi, sudahkah menyiapkan uang untuk salam tempel? Jika belum, masih ada waktu lho, menyisihkan dana agar anak-anak bertambah ceria di hari Lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun