Bisa dipastikan ada teh manis dan takjil sebagai pembuka puasa keluarga kami. Tugas membuat teh manis menjadi kewajiban saya, sedangkan takjil saya serahkan pada mereka. Disini keriuhan dimulai. Karena bisa memilih isian takjil, ada yang mengisi banyak-banyak, ada juga yang memilih isian tertentu.
Mereka juga mendapat tugas menyiapkan meja makan untuk berbuka. Bergantian mereka membersihkan meja makan berbentuk lonjong dan berukuran besar, cukup untuk 10 orang. Kemudian memasang alas makan, menyiapkan takjil di tempat duduk masing-masing karena teh manis yang terakhir saya keluarkan.
Begitu juga persiapan makan bersama usai tarawih dan makan sahur. Walau tidak seheboh memasak namun selalu ada yang menggelitik mengundang kerinduan untuk berkumpul ketika mengingatnya.
Namun saya yakin, sebagai ibu, saya tidak hanya menitipkan sebagian pengetahuan yang saya miliki juga menggoreskan kemesraan di bulan Ramadan agar sebagai keluarga, hubungan  kami kekal tak tergantikan. Tak terpisahkan. Selama darah mengalir kami  akan saling merindukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H