Uniknya awal berdiri Masjid Lautze  tidak diniatkan sebagai masjid. Hanya kantor dengan ruangan khusus untuk sholat. Karena banyak warga yang datang untuk salat maka dibangun masjid dengan sentuhan khas etnis Tionghoa yaitu warna merah dan kuning. Sedangkan penamaan Lautze lebih dengan alasan terletak di jalan Lautze.
Kembali ke bangunan masjid Lautze 2 Bandung yang meriah dengan interior  dan eksterior berwarna  merah dan kuning menyolok. Berpadu dengan ornamen interior seperti lampu, tangga dan partisi yang diberi ukiran-ukiran Tionghoa.  Nampak mimbar  berwarna sama di bagian kanan masjid yang lebih mirip.Â
Di bagian kiri dinding terlihat foto berbingkai menunjukkan kemesraan tokoh Buya Hamka, Bung Karno dan Karim Oey. Foto menunjukkan lokasi pertemuan yaitu di Bengkulu pada tahun 1938. Di ujung kiri nampak mading serta tempat wudhu yang terpisah antara kaum pria dan kaum perempuan.
Semua dalam ornamen dan warna kuning merah yang khas oriental.  Perbedaan lainnya masjid yang umum saya temui umumnya bersih dari barang, hanya ada karpet terbentang. Sedangkan Masjid Lautze terasa "penuh". Mungkin akibat ruangan yang sempit ditambah  menjelangnya waktu berbuka puasa.  Â
Sekelompok ibu-ibu sedang sibuk membungkus takjil ketika saya melongok ke dalam masjid.  Takjil yang berisi kurma dan air mineral dalam kemasan  merupakan sumbangan dari berbagai kalangan. Ada 2 macam takjil, takjil untuk jamaah yang berbuka dan tarawih di masjid Lautze. Serta takjil off-road yang dibagikan di luar masjid Lautze.
Dalam usahanya memenuhi kebutuhan warga yang ingin salat Jumat di Masjid Lautze 2, setiap mendekati waktu salat, Â jalan di depannya akan ditutup sehingga mampu menampung sekitar 600-an jamaah. Demikian pula ketika salat Ied, jalan akan ditutup dan diberi tenda.
Yang menarik lainnya, para pengurus Masjid Lautze yang mayoritas etnis Tionghoa, akrab dengan panggilan koko dan cici. Layaknya etnis Sunda memanggil kang/teteh/mang/bibi pada mereka yang dituakan. Toleransi bukan sekedar jargon disini, Â namun sudah dipraktekkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H