Mereka menjadi penentu kesuksesan bukber karena tidak pernah rewel, tidak banyak menuntut apalagi mengritik. Mereka melihat  sisi positif Sang Pencetus dan kawan-kawan yang telah mengorbankan  waktu dan tenaga demi terselenggaranya bukber.
Sang Peragu
Selalu ada kelompok bertipe peragu dalammasyarakat. Umumnya dipicu rasa tidak percaya diri. Bukber bersama kelompok alumni sekolah bisa membuat tekanan yang lebih parah. Mereka berpikir: "Nanti disana bagaimana ya?" "Nanti ngomong apa ya?" dan seterusnya. Mereka kerap menggunakan kata "insyaallah" karena tidak enak menolak secara langsung. Biasanya di saat-saat akhir barulah keputusan dibuat.
Oportunis
Entah mengapa ada pandangan negatif mengenai kelompok oportunis. Padahal acara bukber merupakan peluang untuk menambah networking lho. Seorang keponakan bisa berbincang  dengan kelompok keluarga senior mengenai bisnis yang baru dirintisnya.  Dengan menghadiri bukber, banyak peluang yang bisa diraih oleh mereka yang baru terjun ke dunia bisnis. Seorang saudara sepupu rajin mengikuti bukber agar mendapat calon klien bisnis asuransinya. Sedangkan saya berhasil mendapat kontak beberapa narasumber untuk berbagai kegiatan, baik yang dilakukan saya sendiri maupun komunitas yang saya ikuti. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H