Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Agen Rumah Pangan Kita, Solusi Cerdas Bisnis Rumahan

19 Mei 2018   21:37 Diperbarui: 19 Mei 2018   22:33 2208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: #Kitangopiwrtiting bersama BULOG dan Kompasiana

BULOG, nama yang pastinya tidak asing di telinga,  tapi bagaimana dengan RPK, singkatan dari  "Rumah Pangan Kita"? RPK merupakan aktivitas komersial dari Perum BULOG. Disebut Rumah Pangan karena BULOG menyediakan beberapa item komoditas pangan dengan brand  Kita, yaitu tepung terigu (Tepung Terigu Kita), gula pasir (Manis Kita), beras (Beras Kita), minyak goreng (Minyak Goreng Kita), dan daging (Daging Kita).

Untuk semua kebutuhan primer tersebut, setiap warga Indonesia  tidak saja bisa membeli dengan harga murah tapi juga berpeluang menjualnya sebagai agen RPK.

Syaratnya mudah, cukup memiliki  tempat berjualan, kartu identitas dan modal awal Rp 5.000.000 maka sejumlah produk RPK lengkap dengan rak-rak serta bannernya akan menjadi bisnis rumahan yang laris manis. Karena setiap manusia butuh pangan, terlebih pangan murah, berkualitas serta mudah dijangkau.

Lho kok,  BULOG  jualan? Bukankah seharusnya BULOG bertugas menjaga stabilitas pangan?

Saya beruntung menjadi salah seorang kontributor Kompasiana yang diundang dalam acara "Kopiwriting bersama BULOG" yang diadakan di Kanawa Coffee, Jalan Suryo nomor 23 Jakarta Selatan pada tanggal 3 Mei 2018 silam.

Dalam acara yang bertemakan  "Mengupas Strategi Bulog Perkuat Sektor Komersial" ini, Direktur Komersial Perum BULOG,  Tri Wahyudi Saleh hadir untuk memberi penjelasan mengenai Rumah Pangan Kita (RPK) yang hadir ditengah masyarakat untuk menjaga stabilitas pangan, baik ketersediaan maupun harganya. Dengan kata lain RPK  merupakan solusi agar harga pangan selalu stabil, ketersediaannya terjaga karena selalu hadir di tengah masyarakat.

Beda kepala tentu beda pendapat. Beberapa kompasianer (julukan untuk kontributor  Kompasiana, silih berganti bertanya pada Bapak Tri Wahyudi Saleh yang memberi penjelasan dan tambahan rincian dari pejabat BULOG terkait.

Kurang lebih kami mendapat penjelasan berikut:

Paska krisis moneter tahun 1998, terjadi perubahan kebijakan pemerintah, termasuk menyangkut keberlangsungan BULOG, penyangga pangan rakyat Indonesia.  Dampak dari Letter of Intent (LOI) yang ditandatangani Pemerintah Indonesia dan IMF mengubah status BULOG dari Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menjadi perusahaan umum (Perum). Sehingga tentunya BULOG harus menghasilkan keuntungan agar keberlangsungan operasionalnya bisa terjamin.

Lebih jelasnya berikut ini tugas BULOG sekarang:

materi #Kitangopiwriting bersama BULOG dan Kompasiana
materi #Kitangopiwriting bersama BULOG dan Kompasiana
Peran BULOG sebagai Public Service Obligation (PSO) akan berkurang drastis seiring perubahan kebijakan pemerintah memperluas jangkauan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).  Sehingga jumlah beras sejahtera (rastra) berkurang dari 14,2 juta rumah tangga menjadi  5,4 juta.

Kuota penyaluran rastra berkurang dari 2,5-3 juta ton pada 2017 hanya tinggal 960 ribu ton pada Agustus 2018. Bahkan sejalan dengan keinginan pemerintah untuk mengubah semua bantuan jadi transfer tunai secara daring (online), di tahun-tahun berikutnya jumlah PSO akan terus menyusut dan hanya menyisakan daerah-daerah 3T: tertinggal, terisolasi, dan terluar.

Ketika saat itu sampai, rastra hanya tinggal cerita.

Positifnya, perubahan tugas-tugas PSO  yang  menyita hampir seluruh energi, membuat BULOG bisa lebih fokus mengembangkan usaha komersial. Selain perdagangan komoditi pangan strategis (kedelai, jagung, gulam bawang merah, cabai merah, daging, minyak goreng dll),  unit bisnis (UB) BULOG lainnya merupakan bisnis optimalisasi aset yaitu  UB Jastasma, UB Opaset, UB Retail, dan UB Industri. Sedangkan anak perusahaan BULOG meliputi kegiatan bisnis yang bergerak pada industri logistik yaitu PT. Jasa Prima Logistik BULOG (PT. JPLB).

Sejauh mana  Perum BULOG akan berhasil dalam usaha komersil sangat tergantung iklim perekonomian dan kemampuan BULOG menangkap peluang pasar komoditi pangan.

Jika dilihat dari indeks keyakinan konsumen yang mengukur kesehatan keuangan atau potensi  konsumsi (current economic conditions), persepsi konsumen (index of  consumer sentiment) terhadap perekonomian dan keyakinan untuk berbelanja (index of consumer confidence.  Konsumen Indonesia yang optimis pada perekonomian dalam negeri menduduki peringkat kedua di dunia.

sumber: #Kitangopiwrtiting bersama BULOG dan Kompasiana
sumber: #Kitangopiwrtiting bersama BULOG dan Kompasiana
Berlainan dengan Pertamina yang memonopoli sektor energi, BULOG berhadapan dengan pasar komoditi pangan yang bersaing sangat ketat. Karena itulah BULOG menawarkan komoditi pangan dan turunannya pada hotel dan restoran, UMKM kelas menengah ke atas dan bisnis rumahan dengan berbagai keunggulan:

 Harga yang adil

Pembeli akan mendapatkan harga yang adil karena BULOG memutus mata rantai yang berbelit-belit sekaligus pengusaha yang  memonopoli komoditi pangan yang sering menetapkan harga terlalu tinggi. Sebagai contoh Tepung Kita bisa dibeli dengan harga Rp 7 ribuan, bandingkan dengan tepung terigu sejenis yang dibandrol Rp 10.000- Rp 11.000.

Murah

Karena harus menjaga stabilitas harga dan menekan inflasi, maka BULOG menetapkan harga murah. Berbeda dengan perusahaan swasta yang tidak memiliki kewajiban apapun sehingga leluasa mencari keuntungan sebanyak mungkin.

 Menguntungkan

Setiap konsumen pasti akan memilih produk murah, kualitas premium, dan mudah diperoleh. Adanya produk BULOG di "Rumah Pangan Kita" menjawab kebutuhan tersebut. Penjual pun untung karena selain mendapat pasokan juga memperoleh banner, rak bahkan fasilitas pendingin untuk daging sapi dan kerbau.

Produk yang higienis

Produk serupa "Rumah Pangan Kita" (varian maupun harga) umumnya dibeli oleh pemilik warung dari distributor dalam jumlah besar dan dikemas dalam karung.  Pemilik warung harus menimbang dan mengemas dalam plastik-plastik kecil agar bisa dijual eceran. Sangat berbeda dengan produk  "Rumah Pangan Kita" yang  telah dikemas rapi dan cantik seperti produk yang dijual di retail modern. Sehingga meringankan tugas penjual dan membantu pembeli mendapatkan komoditas pangan yang higienis tanpa takut tercemar.

Mungkin timbul pertanyaan lanjutan dari  warga masyarakat yang ingin menekuni  bisnis  "Rumah Pangan Kita":

Adakah produk lain selain 5 bahan pangan yang disediakan BULOG?

Jika agen RPK ingin menambah varian,  BULOG sudah bekerja sama dengan Transmart agar bisa mendapatkan produk lainnya dengan harga bersaing.

Apakah ada batasan kuota yang ditetapkan?

Masyarakat bisa membeli produk Bulog di RPK tanpa adanya batasan jumlah. Tentunya dengan syarat pembelian maksimal yang harus dipatuhi.

Bagaimana caranya menjadi agen RPK?

Tidak sulit, warga masyarakat yang berminat cukup mengajukan ke Bulog terdekat dengan membawa KTP, KK, serta surat keterangan dari RW setempat. Semua orang bisa menjadi agen RPK, tetapi dibatasi setiap RW hanya satu agen.

Apakah ada aturan baku yang tidak boleh dilanggar agen RPK?

Agen RPK harus menjual produk sesuai dengan harga yang ditetapkan BULOG. Kerjasama akan dihentikan jika agen melakukan pelanggaran. Karena tujuan pembentukan RPK  untuk menstabilkan harga pangan.


Daaannnn......penting banget nih, walaupun harganya murah namun kualitasnya premium alias ngga murahan. Sepulangnya dari acara "Kopiwriting bersama BULOG", peserta mendapat paket Kita, yaitu 1 kg Tepung Terigu Kita), 1 kg gula pasir (Manis Kita),5 kg  Beras Kita) dan 1 liter Minyak Goreng Kita,

Langsung dong Tepung Terigu Kita digunakan untuk membuat bala-bala/bakwan sayuran serta karipap.  Alhasil, lenyap dalam waktu sekejap tanpa saya sempat memotretnya agar eye catching. Keluarga besar menyukai rasanya yang enak dan crunchy. Nampaknya disebabkan Minyak Goreng yang harum. Saya sendiri suka banget dengan kemasannya yang tebal dan rapi.

hasil olah masakan menggunakan produk Rumah Pangan Kitam hmmm laziz (dok. Maria G Soemitro)
hasil olah masakan menggunakan produk Rumah Pangan Kitam hmmm laziz (dok. Maria G Soemitro)
Berasnya juga pulen pisan, seluruh anggota keluarga memuji. Saya selalu membeli beras berkualitas untuk keluarga karena apapun lauknya jika berasnya pulen maka rasa keseluruhan menjadi sedap. Beda halnya pada beras berkualitas buruk, walaupun lauk pauknya sedap, rasa keseluruhan menjadi buruk. Anggota keluargapun akan makan dengan ogah-ogahan

Nah bagaimana?

Harga murah namun kualitas premium dari RPK sungguh menggoda. Mau membeli untuk konsumsi pribadi? Hayuk!  Terjamin rasa dan harganya. Apalagi  menjadi sahabat/agen RPK, keuntungan akan bertambah. Selain selalu mendapat pasokan produk murah berkualitas, kocekpun bertambah tebal. Dan tanpa disadari ikut membantu pemerintah dalam stabilisasi harga.  Jangan lupa produk RPK bisa menajdi hantaran Lebaran yang oke banget lho.

produk RPK sebagai salah satu hantaran (sumber #Kitangopiwriting)
produk RPK sebagai salah satu hantaran (sumber #Kitangopiwriting)
Jadi, tunggu apa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun