Juga ada beberapa perubahan dalam cara penyajian, yaitu:
- Tisu dan tusuk gigi adalah 2 jenis barang yang hanya akan dikeluarkan bila diminta oleh peserta.
- Gula untuk coffee break diberikan dalam bentuk curah, tidak dikemas kertas/bentuk sachet.
- Plastic wrap tidak digunakan untuk snack maupun makan siang
- Snack bebas dari kemasan plastik dan paper cup.
- Air minum disajikan menggunakan gelas kaca tanpa tutup kertas.
Upaya pengurangan sampah menuju nol samkpah juga dilakukan di penginapan peserta konferensi, meliputi:
- Air minum disediakan dalam botol kaca.
- Kopi dan gula disediakan dalam wadah keramik.
- Ada himbauan terkait penghematan air untuk handuk dan seprai. Serta potensi sampah lainnya yaitu toiletries dan sandal hotel.
Rupanya kemajuan teknologi bisa mengakibatkan kehancuran jika tidak digunakan dengan bijaksana. Salah satunya penggunaan plastik untuk mempermudah hidup manusia berbalik menimbulkan potensi bencana karena sulit terurai di alam. Bahkan dikuatirkan jumlah sampah dilautan melebihi biota laut (sumber).
Linear Economy vs Circular Economy
Mengapa circular economy?
Karena linear economy menghabiskan sumber daya alam secara boros dan tidak berkelanjutan. Negara-negara di Eropa sudah bergerak menuju circular economy sehingga diharapkan pada tahun 2050 tidak ada lagi penerapan linear economy.
Demikian menurut Flore Berlingen, Zero Waste France Director yang menyajikan materi "Adopting Zero Waste Towards a Circular Economy”. Lebih lanjut Flore mengemukakan bahwa untuk memastikan ada cukup makanan, air dan kemakmuran pada tahun 2050, kita perlu beralih dari linear economy ke circular economy. Tujuannya adalah agar tercipta kondisi hidup dan kerja yang sehat dan aman, serta tidak ada lagi kerusakan pada lingkungan.
Dalam circular economy, tidak ada lagi sampah. Produsen mendisain produk agar bisa digunakan kembali. Misalnya, kaca bekas digunakan untuk membuat kaca baru, kertas bekas digunakan untuk membuat kertas baru, plastik didaur ulang menjadi pelet untuk membuat produk plastik baru.