Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengubah Paradigma tentang Sampah di Konferensi Internasional Zero Waste Cities

9 Maret 2018   14:29 Diperbarui: 9 Maret 2018   15:06 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
coffee break bebas sampah (doc. Maria G Soemitro)

Juga ada beberapa perubahan dalam cara penyajian, yaitu:

  1. Tisu dan tusuk gigi adalah 2 jenis barang yang hanya akan dikeluarkan bila diminta oleh peserta.
  2. Gula untuk coffee break diberikan dalam bentuk curah, tidak dikemas kertas/bentuk sachet.
  3. Plastic wrap tidak digunakan untuk snack maupun makan siang
  4. Snack  bebas dari  kemasan plastik dan paper cup.
  5. Air minum disajikan menggunakan gelas kaca tanpa tutup kertas.

coffee break bebas sampah (doc. Maria G Soemitro)
coffee break bebas sampah (doc. Maria G Soemitro)
Hotel tempat menginap

Upaya pengurangan sampah menuju nol samkpah juga dilakukan di penginapan peserta konferensi,  meliputi:

  • Air minum disediakan dalam botol kaca.
  • Kopi dan gula disediakan dalam wadah keramik.
  • Ada himbauan terkait penghematan air untuk handuk dan seprai. Serta potensi sampah lainnya yaitu  toiletries dan sandal hotel.

sajian bebas sampah (doc. BJBS)
sajian bebas sampah (doc. BJBS)
Jika diperhatikan secara seksama, perubahan ini  bukan sesuatu yang baru ya? Kita sudah melakukannya sebelum perusahaan  dengan gencar memasarkan produk sekali pakai. Gaya hidup konsumtif serta  cara mudah dengan sachet kemasan.

Rupanya kemajuan teknologi bisa mengakibatkan kehancuran jika tidak digunakan dengan bijaksana. Salah satunya penggunaan plastik untuk mempermudah hidup manusia berbalik menimbulkan potensi bencana karena sulit terurai di alam. Bahkan dikuatirkan jumlah sampah dilautan melebihi biota laut (sumber).

Linear Economy vs Circular Economy

sumber: government.nl
sumber: government.nl
Circular city merupakan perwujudan circular economy di perkotaan.

Mengapa circular economy?

Karena  linear economy menghabiskan sumber daya alam secara boros dan  tidak berkelanjutan. Negara-negara di Eropa sudah bergerak menuju circular economy sehingga diharapkan pada tahun 2050 tidak ada lagi penerapan linear economy.

Demikian menurut Flore Berlingen, Zero Waste France Director yang menyajikan materi "Adopting Zero Waste Towards a Circular Economy”. Lebih lanjut Flore mengemukakan bahwa untuk memastikan ada cukup makanan, air dan kemakmuran pada tahun 2050, kita perlu beralih dari linear economy ke circular economy. Tujuannya  adalah agar tercipta kondisi hidup dan kerja yang sehat dan aman, serta tidak ada lagi kerusakan pada lingkungan.

Dalam circular economy, tidak ada lagi sampah. Produsen mendisain produk agar bisa digunakan kembali. Misalnya, kaca bekas digunakan untuk membuat kaca baru, kertas bekas digunakan untuk membuat kertas baru, plastik didaur ulang menjadi pelet untuk membuat produk plastik baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun