Sewaktu biodigester disebar di Kota Bandung,  ada  yayasan yang bertugas mendampingi dan bertanggung jawab terhadap penyebaran biodigester. Namun entah mengapa laporan kerusakan biodigester  tak kunjung digubris.
Seharusnya disiapkan hotline khusus sebagai pelayanan program biodigester. Petugas akan menjawab masalah-masalah di lapangan setelah berkoordinasi dengan para pakar dan petugas lapangan.
Demikian juga ketika terjadi kelangkaan elpiji. Warga masyarakat bersedia mencari gas 3 kg ke seluruh penjuru kota agar dapurnya tetap ngebul. Sehingga sebetulnya muncul momentum pengenalan dan sosialisasi biodigester.
Jika tidak terkendala distribusi, pastinya warga masyarakat dengan senang hati menggunakan biodigester. Walau harus 'terpaksa' Â memisah sampah demi mendapatkan nyala api yang dibutuhkan.
Akhirnya keberhasilan program energi baru terbarukan (EBT) sangat bergantung pada tekad kuat penyelenggara negara. Apakah peduli pada potensi penghematan subsidi elpiji yang demikian besar, serta solusi sampah menjadi energi. Â Atau sebaliknya menina bobokan dengan elpiji yang murah harganya walaupun harus berhutang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H