Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bandung Agri Market, Tempat Nangkringnya Penggemar Urban Farming

10 Agustus 2017   17:32 Diperbarui: 13 Agustus 2017   14:08 2713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman selada ungu ini misalnya ditanam dengan menggunakan bekas wadah makanan dan gelas plastik air mineral agar bisa tumbuh tegak menawan.

Pelatihan urban farming

Tertarik urban farming tapi tidak tahu darimana memulai? Dinas Pertanian Bandung menyelenggarakan pelatihan gratis. syaratnya mudah, cukup mengumpulkan 30 orang maka kegiatan berikut bisa langsung dilaksanakan:

  • Pelatihan tanaman hias
  • Pelatihan anak sekolah
  • Pelatihan hidroponik

Beberapa penjual instalasi hidroponik juga acap menyelenggarakan pelatihan berbayar. Tidak perlu menunggu 30 orang, pelatihan  individu atau grup bisa langsung dilakukan. Ya iyalah ya? ^_^

Oleh-oleh
Penyelenggara Bandung Agri Market (BAM) tak membiarkan pengunjung pulang dengan tangan kosong. Cukup mengisi daftar hadir maka buah tangan gratis berikut ini bisa dibawa pulang:

  • 500 bibit strawberry
  • 150 bibit pohon markisa
  • 275 bibit pohon cabe
  • 80 pohon terong
  • 500 pestisida nabati
  • 100 seedling anggrek
  • 50 kantong bibit ikan mas
  • Ratusan pohon mangga, belimbing, jeruk, rambutan, jambu

dok.pribadi
dok.pribadi
Sip, saya yakin pengunjung akan puas usai mengelilingi area Bandung Agri Market. Semua komplet. Ada lantunan musik dari panggung. Ada area berfoto yang instagramable. Ada makanan dan minuman. Ada oleh-oleh.

Sesuai harapan kang Emil, harusnya event seperti ini diselenggarakan secara periodik. Minimal sebulan sekali, agar pelaku urban farming mendapat keuntungan yang signifikan. Perhitungan pengeluaran biaya transportasi dan lain-lain menjadi masuk akal alias lebih dari sekedar balik modal.

Sesudah itu, setelah kegiatan berkebun lebih meluas, maka kegiatan dapat dilakukan seminggu sekali. Sehingga konsumen cabe tidak menjerit ketika harga melambung, seperti harapan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Karena sejatinya kaum ibu di Indonesia bukan pemalas apalagi penggosip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun