Pengakuan berasal dari Kota Solo juga cukup unik. Pedagang mi bakso umumnya berasal dari Wonogiri alias Solo coret, tapi mungkin karena penduduk Jawa Barat lebih familier akan Kota Solo maka nekadlah mereka menulis Solo, seperti Mi Bakso Mas Not asli Solo. Ah, kita bahas lain kali, para pedagang kaki lima umumnya memang sedaerah dan itu khas banget. Kelompok pedagang mi bakso dari Wonogiri, kelompok pemberi jasa potong rambut dari Garut dan seterusnya.
Ups bagaimana kisah mi bakso yang ternyata ada di ruko Jogonegaran 55 D? Sesuai kata adik sepupu yang doyan jajan, mi bakso Bu Miyar ini patut diacungi jempol. Baksonya pulen, porsinya pas, dan bakso gorengnya hummmmm….yummy …. Harganyapun murah Rp 15.000 saja. Masuk kategori “must try” deh.
Dan tentu saja empek-empek lezat lengkap dengan cukonya yang dibawa komunitas Kompal, langsung dari Palembang. Opo ngga hebat ? ^^
Kehangatan kembali saya rasakan di Kompasianival 2014, dan terulang di ICD 2017, indahnya duniaaaaa…….., tertawa terbahak-bahak, ngobrol,welfie, tertawa lagi, ngobrol lagi begitu seterusnya. Waktu berlalu tanpa terasa, perut kenyang diisi cemilan, bukan makan siang yang dengan mudahnya bisa dibeli di lokasi. Enak, puji beberapa kawan.
Menjelang malam, walau perut kenyang ngga jelas, saya dan ibu Seno menyusuri sekitar Pasar Ngasem mencari soto atau bakmi godog. Ada satu penjual bakmi godog yang laris, antriannya panjang, sehingga asumsinya pasti enak. Sayang harus menunggu 17 orang, mana tahan, jadilah beli bakmi godog yang sepi pembeli, langsung dilayani, langsung disantap dan bisa diduga rasanya termasuk “worth to try”.
Tanggal 14 Mei, waktunya pulang, tempat yang disepakati untuk pertemuan adalah Pasar Bering Harjo. Aha, kesempatan jajan sego pecelpun tiba. Tahun 2015, terakhir kali ke Jogja untuk wisuda Iyok, saya jajan nasi pecel di depan pasar Bering Harjo. Namun kemarin para pedagang cuti, trotoar di sepanjang jalan Malioboro sedang direnovasi, untung masih ada satu yang tersisa sehingga tuntas sudah hutang pada perut dan lidah yang ingin mencicipi nasi pecel khas Jogja.
Bermacam-macam bakpia terjejer rapi di lapak-lapak yang mengelilingi area tempat parkir bus. Ada bakpia kering dan basah, silakan pilih sesuai selera. Sayangnya ngga ada merk 25 yang sangat kondang dan dicari beberapa teman yang ingin membeli bakpia merk tersebut. “Merk itu mahal dari sananya bu, kalo ada yang jual Rp 30.000, sini saya beli”, kata seorang simbok penjual oleh-oleh. Wah kok simboke marah? Wong saya cuma nanya. #mimiksedih