Sanitasi disediakan lengkap dan terjaga. Kawasan kuliner tampak apik dan lantainya nampak resik. Yang tak kalah penting adalah adanya rumah kompos karena sekitar 70 % sampah pasar rakyat merupakan sampah organik.
Bangunan yang bersih mendorong pelakunya untuk menjaga kebersihan. Pemilik kios merawat kebersihan dengan menyapu dan mrngepel areanya. Bangunan pasar rakyat yang telah tertata rapi juga memudahkan Dinas Kesehatan setempat melakukan pengawasan. Contohnya pasar Cihapit Kota Bandung yang telah direvitalisasi bersama  MBA – ITB,  beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan Kota Bandung menemukan kandungan boraks pada produk yang dijual sehingga harus disingkirkan.
Tak kalah penting atas penyelenggaraan Hari Pasar Rakyat adalah keberpihakan pemerintah pada pelaku di pasar rakyat. Selama ini penjual di pasar rakyat umumnya bankable. Â Perputaran uang terjadi sangat cepat, setiap rupiah dikumpulkan untuk berbelanja lagi. Dibutuhkan dukungan pemerintah untuk mengucurkan KUR (kredit usaha rakyat) agar terjadi peningkatan omzet dan mengatasi rayuan rentenir.Cobalah datang di siang hari maka akan nampak kegiatan lintah darat yang meresahkan tersebut.
Begitu kumuh, becek dan bau busuk yang menguar dari pasar rakyat tak menyurutkan pengunjung. Terbukti pasar rakyat tak pernah sepi pembeli. Semua komoditas laris terjual karena pembeli paham di pasar rakyat akan ditemukan harga termurah. Â Bisa dibayangkan jika pemerintah meresmikan Hari Pasar Rakyat Nasional maka investor akan melirik dan ikut membangun pasar rakyat.Â
Distributor bisa menjual produknya langsung ke pasar rakyat seperti selama ini dilakukan pada ritel modern. Sehingga penjual bisa menjual produk semurah ritel modern. Pembeli berbondong-bondong ke pasar rakyat dan perkembangan UMKM beranjak naik secara signifikan menuju kesejahteraan warga masyarakat yang lebih merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H