Hujan deras. Nampak kilat dikejauhan. Disusul gemuruh guntur membuat saya menggigil tanpa sadar. Entah mengapa saya sering merasa tertekan dan gelisah jika mendengar suara hujan yang begitu keras disertai petir menggelegar. Tiba-tiba ponsel bergetar menandakan SMS masuk:
“Bu, kesininya minggu depan aja ya. Katanya jalan Pasteur banjir”.
Pesan itu berasal dari ketua komunitas yang saya dampingi. Setiap minggu saya kesana untuk melakukan aneka pengelolaan sampah dan kegiatan kampung proklim lainnya. Khusus hari yang dijanjikan kami sepakat membuat schotel berbahan baku buah sukun. Sukun banyak ditanam di kota Bandung, buahnya banyak berjatuhan tak dihiraukan karena selain digoreng umumnya masyarakat belum mengenal olahan pangan lain.
Komunitas tersebut berdomisili di RW 02, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Jalan menuju ke area mereka harus melewati jalan Pasteur kemudian disambung ojek. Beruntung waktu eksperimen pangan diundur, jika tidak? Duh, tanpa terasa badan bergidik membayangkan terjebak diantara genangan air begitu dalam yang tak mungkin dilalui, menunggu air surut entah kapan. Ketakutan, kedinginan dan kelaparan.
Kesimpulan awal dari hasil percakapan membuktikan dugaan saya. Penyebab banjir di jalan Pasteur, suatu jalan protokol milik nasional mirip kejadian banjir di lokasi sama pada bulan November tahun 2014 silam. Ketika itu intensitas hujan sangat tinggi menyebabkan 2 anak sungai yang mengalir melalui jalan Pasteur, kewalahan menampung airnya seperti biasa. Air meluap menggenangi jalan Pasteur khususnya area rendah seperti Bandung Trade Center (BTS), salah satu mall yang cukup besar di kota Bandung.
Penambahan jumlah penduduk mengorbankan banyak ruang terbuka hijau yang berfungsi menampung limpahan air hujan. Nampak di gambar berikut perbandingan kawasan jalan Pasteur tahun 1989 dan tahun 2016.
Membayangkan alam sedang menyeimbangkan dirinya, membuat saya semakin tertekan. Karena itu saya meneteskan Kayu Putih aromatherapy Rose ke telapak tangan, menghirup keharumannya dan menggosokkan ke punggung tangan serta leher agar stress dan kesedihan berkurang, kondisi tubuhpun terasa lebih stabil. Aromatherapy Rose sebagai boostherapy membantu meningkatkan konsentrasi dan daya pikir sehingga bisa menyelesaikan lembaran demi lembaran pekerjaan yang harus diketik atau disalin ke buku sambil tetap mengikuti percakapan di grup WA.
Kayu Putih Cap Lang sebagai obat luar dan aromatherapy sudah saya gunakan semenjak masih gadis. Disebut ekaliptus karena mengandung senyawa eucalyptol yang didapat dari ekstraksi pucuk daun yang masih hijau dan segar. Berfungsi sebagai ‘pure relieving you’ sangat ampuh terasa ketika cuaca tidak bersahabat seperti sekarang.
Para pakar menyebutnya kemarau basah, saat ketika hujan turun dengan intensitas tinggi di musim kemarau. Mengakibatkan sejumlah masalah pernapasan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Karena itu saya selalu meletakkan Kayu Putih aromatherapy Ekaliptus ditempat yang mudah dijangkau dan di dalam tas agar dapat segera menyesap harumnya dan menikmati kehangatan di pundak, tengkuk dan di area belakang panggul. Uff …. Sungguh menyenangkan.
Sore hari, usai mengikuti diskusi di grup WA yang padat pengetahuan, saya harus mengistirahatkan gawai dan menambah daya baterenya. Tetapi bukan berarti bisa langsung istirahat. Pekerjaan lain menunggu. Pesanan kue berbahan dasar non tepung terigu harus dikerjakan hingga menjelang malam hari. Sesudah itu tidur sekitar 2 – 3 jam dan bangun sekitar jam 3 pagi untuk sholat malam dan menyelesaikan pesanan kue.
Cape pastinya. Sangat. Lelah sekali. Tapi itu konsekuensi dari keputusan. Dan teman ampuh yang selalu setia adalah Kayu Putih aromatherapy Green Tea. Ampuh sebagai ‘brighten your mood’, saya menuang beberapa tetes ke telapak tangan, mengusap –usap lembut di tangan untuk menikmati keharumannya kemudian mengoleskannya ke leher dan tangan hingga terasa hangat, efek penyegaran dan relaksasi.
Aroma Green Tea memberi rasa tenang dalam pikiran, fresh dan semangat memulai serangkaian tugas mengolah kue: menimbang bahan baku, mengocok, mencampur, mengukusnya dan menyimpannya ke dalam lemari es agar mudah diiris-iris keesokan hari sebelum dikemas dan dikirim ke pembeli.
Menjelang tidur, ada ritual khusus yang tak pernah saya lewatkan yaitu membersihkan tubuh dan menggunakan lotion ke seluruh anggota tubuh untuk menjaga elastisitas dan kelembutan kulit. Kemudian menuangkan beberapa tetes aromatherapy Lavender Kayu Putih Cap Lang ke tangan dan menikmati sensasi keharumannya sebelum mengoleskan ke paha, betis dan lengan yang terasa pegal.
Tak lupa leher, tengkuk dan pinggang bagian belakang, ah sebagai calm & relaxation therapy ternyata Kayu Putih Cap Lang aromatherapy Lavender dibutuhkan sekujur tubuh. Beberapa tetes juga saya sapukan ke bantal agar memperoleh efek menenangkan dan tidur dengan nyenyak. Tidur nyenyak menjadi kemewahan yang sulit didapat seiring bertambahnya usia, beruntung Kayu Putih aroma Lavender menyelesaikan masalah itu.
Selain menggunakan Kayu Putih aromatherapy sebagai relaksasi, saya juga terbiasa membubuhkan beberapa tetes ke dalam air berkumur usai menggosok gigi. Kemampuan anti mikroba yang dimiliki Kayu Putih ampuh meredakan masalah gigi dan gusi. Sehingga saya tidak perlu membeli cairan antiseptik khusus untuk berkumur, Kayu Putih Cap Lang mengandung senyawa antiseptik dan anti bakteri yang diperlukan. Mulutpun terasa segar , siap menyongsong hari-hari penuh semangat.
Sumber foto:
- pribadi
- www.rri.co.id
- DPKLTS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H