Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stres? Jangan Khawatir, Ada Kayu Putih Aromatherapy Cap Lang

6 November 2016   23:42 Diperbarui: 7 November 2016   00:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan deras. Nampak kilat dikejauhan. Disusul gemuruh guntur membuat saya menggigil tanpa sadar. Entah mengapa saya sering merasa tertekan dan gelisah jika mendengar suara hujan yang begitu keras disertai petir menggelegar.  Tiba-tiba ponsel bergetar menandakan SMS masuk:

 “Bu, kesininya minggu depan aja ya. Katanya jalan Pasteur banjir”.  

Pesan itu berasal dari ketua komunitas yang saya dampingi. Setiap minggu saya kesana untuk melakukan aneka pengelolaan sampah dan kegiatan kampung proklim lainnya. Khusus hari yang dijanjikan kami sepakat membuat schotel berbahan baku buah sukun. Sukun banyak ditanam di kota Bandung, buahnya banyak berjatuhan tak dihiraukan karena selain digoreng umumnya masyarakat belum mengenal olahan pangan lain.

Komunitas tersebut berdomisili di RW 02, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Jalan menuju ke area mereka harus melewati jalan Pasteur kemudian disambung ojek. Beruntung waktu eksperimen pangan diundur, jika tidak? Duh, tanpa terasa badan bergidik  membayangkan terjebak diantara genangan air begitu dalam yang tak mungkin dilalui,  menunggu air surut entah kapan. Ketakutan, kedinginan dan kelaparan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Alhamdulillah saya terhindar dari kondisi tidak menyenangkan itu. Bisa tetap hangat dan  menyeduh secangkir teh hangat sambil membuka notification dari grup WhatsApp. Ada 3 grup yang saya ikuti yaitu tentang sampah, kepedulian terhadap sungai di Jawa Barat dan penghijauan. Ketiga grup yang anggotanya terdiri dari pakar, pegiat dan pemangku kebijakan, tak pernah sepi dari obrolan. Sungguh menyenangkan.

Kesimpulan awal dari hasil percakapan membuktikan dugaan saya. Penyebab banjir di jalan Pasteur, suatu jalan protokol milik nasional mirip kejadian banjir di lokasi sama pada bulan November  tahun 2014 silam. Ketika itu intensitas hujan sangat tinggi menyebabkan 2 anak sungai yang mengalir melalui jalan Pasteur, kewalahan menampung airnya seperti biasa. Air meluap menggenangi jalan Pasteur khususnya area rendah seperti  Bandung Trade Center (BTS), salah satu mall yang cukup besar di kota Bandung.

Penambahan jumlah penduduk mengorbankan banyak ruang terbuka hijau yang berfungsi menampung limpahan air hujan. Nampak di gambar berikut perbandingan kawasan jalan Pasteur tahun  1989 dan tahun 2016.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Hilangnya zona hijau mengakibatkan hilang pula kawasan resapan air , tak heran ketika hujan tiba, air akan mengalir bebas ke saluran air dan berakhir ke sungai. Hujan kali ini, gelontoran air dari utara mencapai 30  kubik perdetik sementara kemampuan sungai hanya 20 kubik,  tentu saja akibatnya air melimpah keluar dari jalur. Sangat deras hingga menghanyutkan satu mobil Nissan Grand Livina dan satu sepeda motor pengangkut sampah di jalan Pagarsih, suatu kawasan yang lebih rendah dari jalan Pasteur, padat dengan hunian, selalu digenangi banjir jika hujan. Kali ini jalan Pagarsih mengalami limpahan air lebih banyak dan lebih deras. Kedua jalan berubah menjadi sungai,  dengan aneka roda empat berenang-renang disana.

Membayangkan alam sedang menyeimbangkan dirinya, membuat saya semakin tertekan. Karena itu saya meneteskan Kayu Putih aromatherapy Rose ke telapak tangan, menghirup keharumannya dan menggosokkan ke punggung tangan serta leher agar stress dan kesedihan berkurang, kondisi tubuhpun terasa lebih stabil. Aromatherapy Rose sebagai boostherapy membantu meningkatkan konsentrasi dan daya pikir sehingga bisa menyelesaikan lembaran demi lembaran pekerjaan yang harus diketik atau disalin ke buku sambil tetap mengikuti percakapan di grup WA.

Kayu Putih Cap Lang sebagai obat luar dan aromatherapy sudah saya gunakan semenjak masih gadis. Disebut ekaliptus karena mengandung senyawa eucalyptol yang didapat dari ekstraksi pucuk daun yang masih hijau dan segar. Berfungsi  sebagai ‘pure relieving you’ sangat ampuh terasa ketika cuaca tidak bersahabat seperti sekarang. 

Para pakar menyebutnya kemarau basah, saat ketika hujan turun dengan intensitas tinggi di musim kemarau. Mengakibatkan sejumlah masalah pernapasan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Karena itu saya selalu meletakkan Kayu Putih aromatherapy Ekaliptus ditempat yang mudah dijangkau dan di dalam tas agar dapat segera menyesap harumnya dan menikmati kehangatan di pundak, tengkuk dan di area belakang panggul. Uff …. Sungguh menyenangkan.

Sore hari, usai mengikuti diskusi di grup WA yang  padat pengetahuan, saya harus mengistirahatkan gawai dan menambah daya baterenya. Tetapi bukan berarti bisa langsung istirahat. Pekerjaan lain menunggu. Pesanan kue berbahan dasar non tepung terigu harus dikerjakan hingga menjelang malam hari. Sesudah itu tidur sekitar 2 – 3 jam dan bangun sekitar jam 3 pagi untuk sholat malam dan menyelesaikan pesanan kue.

Cape pastinya. Sangat. Lelah sekali. Tapi itu konsekuensi dari keputusan. Dan teman ampuh yang selalu setia adalah Kayu Putih aromatherapy Green Tea.  Ampuh sebagai ‘brighten your mood’, saya menuang beberapa tetes ke telapak tangan, mengusap –usap lembut  di tangan untuk menikmati keharumannya kemudian mengoleskannya ke leher dan tangan hingga terasa hangat, efek penyegaran dan relaksasi. 

Aroma Green Tea memberi rasa tenang dalam pikiran, fresh dan semangat memulai serangkaian tugas mengolah kue: menimbang bahan baku, mengocok, mencampur, mengukusnya dan menyimpannya ke dalam lemari es agar mudah diiris-iris keesokan hari sebelum dikemas dan dikirim ke pembeli.

Menjelang tidur, ada ritual khusus yang tak pernah saya lewatkan yaitu membersihkan tubuh dan  menggunakan lotion ke seluruh anggota tubuh untuk menjaga elastisitas dan kelembutan kulit.  Kemudian menuangkan beberapa tetes aromatherapy Lavender Kayu Putih Cap Lang ke tangan dan menikmati sensasi keharumannya sebelum mengoleskan ke paha, betis dan lengan yang terasa pegal. 

Tak lupa leher, tengkuk dan pinggang bagian belakang, ah sebagai calm & relaxation therapy ternyata Kayu Putih Cap Lang aromatherapy Lavender dibutuhkan sekujur tubuh. Beberapa tetes juga saya sapukan ke bantal agar memperoleh efek menenangkan dan tidur dengan nyenyak. Tidur nyenyak menjadi kemewahan yang  sulit didapat seiring bertambahnya usia, beruntung Kayu Putih aroma Lavender menyelesaikan masalah itu.

Selain menggunakan Kayu Putih aromatherapy sebagai relaksasi, saya juga terbiasa membubuhkan beberapa tetes ke dalam air berkumur usai menggosok gigi. Kemampuan anti mikroba yang dimiliki Kayu Putih ampuh meredakan masalah gigi dan gusi. Sehingga saya tidak perlu membeli cairan antiseptik khusus untuk berkumur, Kayu Putih Cap Lang mengandung senyawa antiseptik dan anti bakteri yang diperlukan. Mulutpun terasa segar , siap menyongsong  hari-hari penuh semangat.

Sumber foto:

- pribadi

- www.rri.co.id

- DPKLTS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun