[caption caption="simulator pendidikan untuk Nena, buah hati Sanny"]
Â
[caption caption="total biaya pendidikan yang harus disiapkan sejak dini"]
Hmmm…..sangat menarik ya? Teknologi informasi yang kian berkembang ternyata membantu masyarakat dalam menghitung biaya pendidikan anaknya dengan cermat. Paling tidak ada beberapa hal yang diperoleh setelah seseorang mencoba simulator pendidikan ini:
- Jumlah dana. Penting sekali mengetahui jumlah dana yang dibutuhkan pada waktunya. Karena kita tidak mengetahui apa yang terjadi besok, bagaimana jika bernasib seperti keluarga yang saya ceritakan diatas? Apabila prediksi biaya pendidikan untuk anak meleset, tidak ada orang tua yang akan membantu menambah kekurangannya.
- Tidak menunda. Semakin menunda, jumlah dana pendidikan yang berhasil dikumpulkan semakin kecil nilainya. Seseorang yang kini menganggarkan premi Rp 500.000/bulan untuk asuransi pendidikan , 20 tahun kemudian akan memperoleh Rp 750 juta, tapi jika dia menunda 5 tahun maka pada saat yang sama, jumlahnya hanya Rp 334 juta, apalagi jika dia menunda hingga 10 tahun, yang dia peroleh hanya Rp 137 juta.
- Berhemat atau menambah penghasilan. Karena memiliki tujuan, sebagai orang tua kita akan berusaha mencapainya, baik dengan menghemat/tidak boros, atau mencari tambahan penghasilan. Uang kaget seperti warisan atau bonus akan disimpan sebagai investasi tambahan, tidak untuk membeli barang konsumtif apalagi untuk foya-foya.
- Payung masa depan. Tanpa bayangan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk buah hati kita kelak, kemungkinan besar kita akan tergoda mempertaruhkan apa yang dimiliki sekarang. Padahal diperlukan ikhtiar berupa payung agar siap jika tiba-tiba musibah datang.
Mungkin pilihan akhir sang anak tidak sama dengan rencana awal tapi sebagai orang tua kita telah menjalankan kewajiban yaitu menyiapkan biaya pendidikan baginya. Dan itulah yang terpenting, menyediakan payung bagi sang buah hati, agar tubuhnya tidak basah ketika tiba-tiba air hujan mengguyur bumi.
Â
sumber gambar:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H