Culinary Night.
Mengadopsi beberapa kegiatan serupa yang sebelumnya dilaksanakan di pusat Kota Bandung, Culinary Night diselenggarakan di sekitar perumahan dengan menutup beberapa ruas jalan dan memberi kesempatan penghuni kawasan untuk ikut berdagang.
Warga masyarakat yang datang bisa saling menyapa, tersenyum dan berbagi. Karena seiring kesibukan, tetangga satu lokasi rukun tetangga (RT) sering sulit berjumpa bahkan banyak diantara mereka tidak saling mengenal. Sementara sesuai kodratnya, manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan interaksi dalam habitatnya, agar merasa nyaman dalam menjalani rutinitas hidup sehari-hari.
Pembeli juga bisa berinteraksi intens dengan penjual sehingga tidak heran terdengar derai tawa yang berkepanjangan karena proses jual beli antar warga. Mungkin akhirnya akan menjadi wirausaha baru, mungkin juga tidak, tapi manfaat yang sesungguhnya berhasil diperoleh yaitu warga masyarakat yang bergembira ria karena rasa dikembalikannya ruang-ruang tempat mereka tumbuh. Dengan biaya murah, diperoleh manfaat positif yang tidak bisa diukur dengan materi yaitu perasaan memiliki ruang, tidak sekedar mahluk yang berada di suatu ruang.
[caption caption="taman Musik, terdapat monumen tragedi AACC disini"]
Taman tematik
Dalam setiap gelaran Helar Festival selalu muncul ide kreatif baru yang harus dipupuk dan dikembangkan. Jika tidak, pelaku akan merasa tertekan dan stress. Kota Bandung memiliki riwayat kelam ketika 11 orang meninggal akibat sempitnya ruang pertunjukkan ketika Band Beside memperkenalkan album barunya.
Sayang, sulit sekali mengadakan ruang-ruang baru untuk memfasilitasi kebutuhan mereka. Solusi tepat dan jitu adalah menggunakan ruang publik yang selama ini terbengkelai yaitu taman. Taman Centrum misalnya, dipilih Ridwan Kamil sebagai Taman Musik agar pelaku seni musik bisa memiliki ruang untuk berinteraksi, baik dengan sesama artis, organizer acara dan penonton. Bukan tidak mungkin akhir dari pertemuan akan melahirkan ide-ide kreatif lainnya. Minimal mereka saling sapa, tersenyum dan berkisah, tidak sekedar transaksi jual beli yang tidak humanis seperti umumnya gelaran, penikmat musik membeli karcis, menonton pertunjukkan dan pulang.
[caption caption="Kampung Kreatif Cicadas"]
Kampung kreatif
Merupakan gerakan maksimalisasi pemanfaatan ruang-ruang di pemukiman padat penduduk. Gerakan tersebut dimulai pada Helar Festival tahun 2011. Adalah Rahmat Djabaril yang menggagas kampung kreatif di daerahnya di kawasan Dago Utara. Gerakan Kampung Kreatif mendapat support penuh dari BCCF dan terus bergulir ketika Ridwan kamil menjabat sebagai walikota Bandung.