Mohon tunggu...
Maria Grace Niron
Maria Grace Niron Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Menyukai Alam, Langit, dan Kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersama Orang yang Tepat

17 Juni 2023   17:19 Diperbarui: 17 Juni 2023   17:30 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri: Mariagraceastiananiron

"mhmhmh, aku udah gak sedih, tapi aku masih mau nangis dan air mata tertahan gitu aja, gak mau keluar. mungkin karna niatku kesini buat cari tenang kali ya(tersenyum) atau gak otak nyuruh air mata buat berhenti dulu hehehe. ya namanya juga hidupkan mas, sesulit apapun harus tetap hidup dan dijalani, gak boleh memaksa pulang" aku tertawa namun air mata akhirnya lolos juga, aku menyembunyikan wajah dengan kedua telapak tanganku. Ternyata aku masih sesedih ini, ternyata aku gak sekuat dan setenang yang kurasakan tadi, ternyata aku yang menahan air mata sedari tadi, dan ternyata aku yang belum baik-baik aja.

Mas Adi hanya melihat membiarkan aku menumpahkan segala kesedihan lewat tangisan, menunggu aku menghabiskan segala kesedihan tanpa niat mengganggu atau memberikan kata-kata bijak seperti orang pada umumnya, dia memberikan aku waktu sendiri tanpa harus merasa sendiri. dia memberikan sapu tangan setelah melihatku sedikit mulai tenang, membiarkan aku menenangkan diri dengan jujur pada alam tanpa harus berbohong pada diri sendiri. Aku melihatnya, dan dia masih tetap melihatku kali ini dengan senyuman yang memastikan apakah aku sudah baik-baik saja.

"mas senang kamu bisa mengeluarkan kesedihan itu, hah jadi ikut lega" mas Adi tersenyum melihatku

"rasanya lega, benar-benar adem (aku memejamkan mata, menghirup udara segar sebanyak mungkin)"

"boleh tersenyum sekarang? kamu manis kalo senyum daripada nangis apalagi dengan ingus itu"jelas mas Adi padaku jangan lupakan ejekannya yang membuatku kesal

"mas parah banget sih, ini udah ga ada ingusnya lagi kok! kalo mau puji tuh ya puji aja ga usah diledekin gitu" tertawaku

"gapapa, jadinya kamu balik lagi seperti biasa, gak kaya tadi diam aja. sedih boleh tapi jangan kelamaan ya, seneng sih ngeliat kamu diam dan tenang, tapi serasa beda jadinya, seperti ada yang hilang dari biasanya" senyum mas Adi

Aku mendengarkan dan melihat mas Adi, manusia yang selalu tersenyum untukku, aku bersyukur karna ada dia yang selalu menemani, dia yang menghargai, dan dia yang banyak membuktikan. 

"iya mas, perasaanku lebih baik dari sebelumnya. trimakasih Tuhan yang selalu ada di sesi kehidupan  dan juga kamu, mas" ucapku sumringah

"oke kita doa dulu, berterimakasih sama Tuhan karna udah beri kamu kesempatan untuk meluapkan kesedihan, dan semua kesempatan dalam hidup yang udah kita jalani ini. abis itu kita pulang" senyum yang tak pernah luntur dari mas Adi.

Cerpen by Maria Grace Astiana Niron

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun