Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Wanita dalam Pigura

25 Oktober 2024   20:25 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:27 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Haruskah ku gali kuburan mimpiku sendiri

Biar semua orang terus mengenangku

Haruskah ku jadi matahari

Biar sinarku menyinari hati mereka

Haruskah ku jadi angin

yang menghembuskan paham baru ke pikiran mereka

yang mampu mengubahkan sikap dan tindak tanduknya

Tapi, tidak

Aku hanya disini

Diam tak bergerak

Dengan raga berdarah-darah

Meski katanya ragaku semok nan aduhai

Saat menikmatiku, Ooooh 

Heavenly blush katanya

Katanya, buah tubuhku nikmat

Katanya, air susuku manis

Katanya, bibirku merah merona

Layaknya batu rubi

Mahal dan menggoda 

Memikat dan memabukkan

Aku hanya disini

Terbungkus pigura

Berlapis kotak kaca tebal

Dikunci rapat

Di ruangan khusus

Tersembunyi

Jauh dari karya lainnya

Diam tak bergerak

Katanya, kalau tidak begitu

Aku bisa membuat kegaduhan seluruh negeri

Katanya, aku bisa membuat mereka mabuk kepayang

Bisa merusak akhlak dan moral 

Katanya, karna aku terlalu cantik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun