Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Film

Rumitnya Cinta Berujung Selesai

3 Oktober 2021   19:45 Diperbarui: 3 Oktober 2021   19:59 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta seringkali digambarkan begitu indah, romantis dan puitis baik dalam film maupun novel. Namun, kenyataannya tidak
seindah itu. 

Tompi mencoba menggali kembali realitas peliknya dunia percintaan dalam film pendeknya yang berjudul 'Selesai'. Hubungan Broto Hadisutedjo dan Ayudina Samara menjadi centre of point yang ingin disoroti oleh Tompi. 

Jika kamu mencari sesuatu yang fresh nan unik, lebih baik buang harapanmu jauh-jauh karena cerita yang disuguhkan film ini terlampau klasik meskipun dikemas cukup menarik dan berani. 

Semula hubungan Broto dan Ayu tampak berjalan baik-baik saja sebelum wanita muda bernama Anya hadir di kehidupan mereka. Penyelidikan mendalam tentang Anya dan hubungannya dengan Broto dilakukan Ayu diam-diam
bekerja sama dengan asisten rumah tangganya. 

Dunia seakan runtuh begitu sang mertua ingin berkunjung ke rumah. Ayu dan Broto
mendadak panik sibuk memikirkan apa yang harus dikatakan pada mertuanya lantaran pernikahannya diambang perceraian. Kondisi
Ayu yang tak kunjung berbadan dua setelah lama menikah ikut menjadi penambah masalah. 

Belum lagi hadirnya Bambang sebagai supir pribadi yang ternyata diam-diam memendam rasa pada Ayu dan menjadikannya sebagai bahan imajinasi hubungan cintanya dan Ayu yang sering melampiaskan kesedihannya dengan menghubungi adik Broto layaknya pacar makin memperkeruh suasana saat sang mertua resmi bertandang. 

Di tengah keinginan kuat sang mertua memiliki cucu dari Ayu dan Broto dan memuji keharmonisan mereka, sang mertua justru sudah mengetahui kebobrokan suami Ayu dan hubungan terlarangnya dengan Anya. 

Yang saya sukai dari sang mertua ini adalah kebijaksanaannya menyelesaikan masalah dengan duduk berunding bersama Anya dan juga adik Broto. Sang mertua mendengar semua kisah mereka hingga selesai meskipun keputusan cerai tetap terkabul. 

Sayangnya, film ini menurut saya terlalu menitikberatkan perempuan sebagai pihak yang lemah dan pihak yang patut disalahkan atas dugaan perselingkuhan sedangkan laki-laki dapat melenggang bebas tanpa hambatan. 

Padahal, tidak sepenuhnya perempuan disalahkan dalam sebuah hubungan. Laki-laki dan perempuan berbagi peran yang sama dalam menjaga keutuhan hubungan pernikahan. 

Formula layaknya drakor hits The World of The Married tampaknya digunakan lantaran Anya datang dengan kabar dirinya tengah berbadan dua. 

Disini saya mengkritik Yani yang tidak menunjukkan rasa simpatiknya sama sekali kepada Ayu padahal saya tahu mereka dekat bagai sahabat. 

Ending filmnya sungguh mengecewakan bagi saya. Ayu didiagnosis menderita depresi berat usai menerima kenyataan pahit perceraiannya. Namun, di film Ayu digambarkan seperti orang sakit jiwa (ODGJ) Oh My God. Padahal kenyataannya, orang yang terganggu kesehatan mentalnya bukan berarti sakit jiwa. 

Saya heran melihat latar belakang Tompi yang seorang dokter, tidakkah ia harusnya memiliki pemahaman mengenai hal ini walau sedikit saja? Saya pikir Tompi harus lebih banyak melakukan riset sebelum merilis film selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun