Jika pasangan tidak memiliki anak? Padahal selepas pensiun masih ada kehidupan panjang bertahun-tahun dan tidak mungkin kita selalu bergantung pada tabungan dan tunjangan pensiun atau bahkan bantuan keluarga lain, bukan? Pasangan harus memikirkan  keterjaminan penghasilan tetap mereka dari sektor tanpa batas usia untuk mencukupi hidup di kala senja misalnya dari keuntungan   bisnis pribadi, penyewaan rumah kos atau kontrak, content creator, desainer, dll. Tentunya untuk bisa konsisten mendapatkan penghasilan ini, pasangan harus konsisten memulainya sejak berusia muda sebagai pekerjaan sampingan terlebih dahulu sebelum  benar-benar melepaskan pekerjaan utama saat pensiun.
2. Keterjaminan perawat di kala lemah dan sakit atau kendala lainnya
  Tak dapat dipungkiri, seiring bertambahnya usia kita akan mengalami penurunan kemampuan fisik. Penyakit-penyakit mulai
  berdatangan silih berganti walaupun tidak setiap orang mengalaminya. Jika pasangan memiliki anak, ketika anak telah beranjak
  dewasa, ia dapat merawat kedua orangtuanya. Tapi jika memutuskan tidak memiliki anak hmmm perlu dipikirkan matang-matang
  perawat di masa senja pasangan nanti. Apakah menyewa perawat dari sebuah yayasan, menjalani masa tua di panti wreda atau
  bergabung dengan keluarga lainnya agar masing-masing dari mereka (adik ipar, kakak ipar, keponakan, dll) bisa berbagi
  tugas?
3. Aktivitas sehari-hari
  Are you seriously? Ya, aktivitas sehari-hari sangat perlu dipertimbangkan. Baik pasangan berusia muda atau sudah senja. Karena       ketidakadaan anak, otomatis mengurangi aktivitas khas bersama anak yang bisa dilakukan pasangan. Pasangan juga harus kreatif     mencari aktivitas apa yang dilakukan sepulang bekerja, saat weekend dan terutama di kala senja nanti. Jangan sampai karna            kebosanan menjalani hari dengan aktivitas yang monoton justru mengakibatkan kemungkinan mengkaji ulang keputusan childfree    yang sudah disepakati di awal bahkan menuju ambang perceraiaan.
4. Perbanyak relasi sebaya