Obat asam urat seringkali menyebabkan reaksi alergi yang berat terutama di ras Asia, seperti Indonesia. Dampaknya perlu diwaspadai bila tetap diberikan, terlebih jika menimbang asam urat yang dialami tidak menimbulkan gejala.Â
Namun, perlu diketahui juga, gout terjadi karena hiperurisemia yang berlangsung kronik/ terus-menerus dan dalam waktu yang lama.Â
Memang agak sulit bagi dokter, untuk memutuskan pemberian obat ini. Akan tetapi, menurut rekomendasi dari Japan Society for Nucleic Acid Metabolism, menganjurkan pemberian obat penurun asam urat pada hiperurisemia asimtomatik dengan kadar asam urat >9 atau >8 dengan faktor resiko penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dan diabetes melitus.
Dapat disimpulkan bahwa, memang obat penurun asam urat banyak memberikan efek yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, penggunaannya harus bijak, apakah memang diperlukan atau tidak.Â
Sebagai contoh, apabila Anda mempunyai masalah kesehatan seperti darah tinggi, diabetes, jantung dan ginjal, seperti yang telah disebutkan di atas, Anda boleh dan dianjurkan untuk memulai pengobatan asam urat, sebab penyakit-penyakit tersebut dapat meningkatkan resiko terjadinya penumpukan asam urat yang berlebih.Â
Pengobatan tentunya dimulai dengan dosis rendah terlebih dahulu dengan mempertimbangkan fungsi ginjal.Â
Pemberian obat ini disebabkan oleh dampak yang terjadi apabila terjadinya penumpukkan asam urat di berbagai sendi sehingga terjadi kelainan bentuk sendi hingga tidak dapat digerakkan.Â
Selain itu, penumpukan asam urat berlebih juga dapat menumpuk di ginjal yang nantinya akan membentuk kristal urat hingga menjadi batu ginjal atau ginjal mengalami pembengkakan. Kondisi ini nantinya akan berujung pada gagal ginjal dan dibutuhkan cuci darah.
Untuk menghindari hal-hal diatas, selain dengan pengobatan, tindakan awal yang lain, yang tidak kalah pentingnya ialah:
Modifikasi gaya hidup